kievskiy.org

Bahaya Antimicrobial Resistance, Bisa Jadi Pandemi Senyap

Ilustrasi mikroba.
Ilustrasi mikroba. /Pixabay/geralt

PIKIRAN RAKYAT - Resistensi antimikroba atau antimicrobial resistance (AMR) adalah salah satu dari sepuluh ancaman ­kesehatan masyarakat di dunia.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) ­menyatakan bahwa AMR mengancam pencegahan dan ­pengobatan yang efektif dari berbagai infeksi yang terus meningkat, yang disebabkan ­bakteri, parasit, virus, dan jamur.

Angka kematian akibat AMR sampai 2014 sebanyak 700.000 orang per tahun. Lewat semakin cepatnya perkembangan dan penyebaran infeksi bakteri, diperkirakan pada 2050, kematian akibat AMR lebih besar dibanding kematian yang diakibatkan oleh kanker, yakni mencapai 10 juta jiwa.

Dengan demikian, AMR bisa menjadi pandemi senyap atau silent pandemic yang berbahaya bagi kesehatan manusia di masa depan. Akan tetapi, masyarakat umum masih banyak yang belum mengetahui apa yang dimaksud dengan AMR itu sendiri.

Baca Juga: Mengenal Al Rihla, Bola Canggih Piala Dunia yang Harus Diisi Daya Listrik Seperti Smartphone

“Resistansi antimikroba (AMR) terjadi ketika bakteri, virus, jamur, dan parasit berubah dari waktu ke waktu dan tidak lagi merespons obat-obatan sehingga membuat infeksi lebih sulit diobati dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit hingga kemati­an,” kata Ketua Pusat Resistansi Antimikroba Indonesia (Praindo) Dr Harry Parathon, SpOG (K), dalam webinar yang berlangsung Selasa 29 November 2022 lalu.

Bahaya lain dari AMR adalah, resistensi bakteri muncul lebih cepat ketimbang penemuan agen mikroba baru. Ini tentu menjadi masalah keamanan global, karena dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan hewan, manusia, dan lingkungan.

Dia menambahkan, AMR merupakan kondisi ketika mikroorganisme seperti bakteri, virus, fungi dan parasit menjadi resisten atau kebal terhadap antimikroba (antibiotik, antivirus, antifungal, antiparasit) yang sebe­lumnya efektif untuk mencegah atau membunuh mikroorganisme tersebut.

Salah satu area yang saat ini masih memiliki tingkat penggunaan antibiotik yang tinggi adalah perawatan luka.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat