kievskiy.org

Studi: Menghabiskan Waktu di Instagram hingga TikTok Tidak Tingkatkan Gejala Depresi pada Remaja

Ilustrasi media sosial.
Ilustrasi media sosial. /DOK. PIKIRAN RAKYAT

PIKIRAN RAKYAT - Studi baru menemukan bahwa menghabiskan waktu di platform media sosial seperti Instagram, Snapchat hingga TikTok tidak meningkatkan risiko masalah kesehatan mental di kalangan remaja.

Isolasi, cyberbullying, dan dugaan obsesi sering diklaim bahwa media sosial memicu peningkatan depresi dan gangguan psikologis lainnya di kalangan remaja.

Namun, dalam sebuah penelitian terhadap 74.000 remaja berusia antara 13 -16 tahun, peneliti tidak menemukan hubungan antara gejala depresi dan penggunaan media sosial.

Baca Juga: Tangkap Ayam dengan Mata Tertutup, Lomba Seru 17 Agustusan di Jatitujuh Majalengka

Dikutip Pikiran-rakyat.com dari Daily Mail, pada beberapa remaja laki-laki, penggunaan media sosial bahkan terbukti melindungi mereka dari gejala depresi, kemungkinan dengan menjaganya tetap berhubungan dengan teman atau dengan menyediakan konten-konten lucu.

"Semakin banyak remaja yang aktif di media sosial, terutama selama pandemi, karena mereka harus bergantung pada Instagram, TikTok, dan platform lain untuk tetap berhubungan dengan teman, '' kata penulis studi Noah Kreski di Mailman School of Public Health, Columbia University, New York, Amerika Serikat.

Sementara itu, beberapa orang dewasa menyuarakan keprihatinannya atas potensi risiko kesehatan mental dari perilaku penggunaan media sosial tersebut.

Baca Juga: 7 Penyebab Lingkaran Hitam di Bawah Mata, Terlalu Banyak Lihat Layar HP Salah Satunya

Namun, dalam penelitian terbaru ini tidak menemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa penggunaan media sosial meningkatkan risiko gejala depresi remaja.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat