kievskiy.org

Mengenal Antraks, Penyakit yang Bisa Ditularkan Hewan ke Manusia

Ilustrasi - Petugas kesehatan memeriksa sapi untuk kurban di kandang di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) PD Dharma Jaya, Cakung, Jakarta, Jumat, 8 Juli 2022.
Ilustrasi - Petugas kesehatan memeriksa sapi untuk kurban di kandang di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) PD Dharma Jaya, Cakung, Jakarta, Jumat, 8 Juli 2022. /Antara/M Risyal Hidayat

PIKIRAN RAKYAT – Penyakit antraks banyak diperbincangkan publik usai munculnya kasus kematian tiga warga di Gunung Kidul, Yogyakarta akibat penyakit tersebut. Kasus itu berawal dari adanya sapi mati yang disembelih dan dagingnya dibagikan ke warga setempat untuk dikonsumsi.

Salah satu korban berinisial WP menunjukkan keluhan gatal, bengkak, dan luka spesifik dengan antraks jenis kulit sebelum dinyatakan meninggal dunia.

"Baru pada 2023 ini ada tiga kasus kematian akibat antraks di Indonesia. Satu suspek (WP) karena sudah ada hasil pemeriksaan laboratorium. Yang dua lainnya belum sempat diperiksa karena langsung meninggal," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Jumat, 7 Juli 2023.

Mengenal Antraks

Antraks merupakan salah satu penyakit yang memiliki sifat zoonosis. Penyakit tersebut dapat disebabkan oleh bakteri bacillus anthracis. Bakteri penyebab antraks dapat membentuk spora yang sangat resisten terhadap lingkungan dan bahan kimia tertentu.

Baca Juga: Nunung Mengalami Infeksi Usai Operasi Kanker Payudara: Agak Ceroboh

Hal itu bisa terjadi jika bakteri mengalami kontak dengan udara. Spora diketahui dapat bertahan di tanah hingga lebih dari 40 tahun.

Antraks dapat menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, dan domba. Hewan tersebut pun dapat menularkan antraks ke manusia.

Penularan terjadi jika seseorang mengonsumsi hewan ternak yang positif antraks. Selain itu, antraks juga dapat masuk ke tubuh melalui luka pada tubuh.

Guna mencegah penularan, masyarakat pun dapat memperhatikan sejumlah gejala antraks pada hewan ternak. Menurut keterangan Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian drh. Nuryani Zainuddin, gejala klinis antraks pada hewan adalah demam tinggi saat awal infeksi, kesulitan bernapas, kejang, rebah, gelisah, dan berujung kematian.

Baca Juga: Zaman Razia Penning: saat Pemilik Sepeda Baheula Mesti Bayar Pajak

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat