kievskiy.org

3 Cara Terbebas dari Pasangan Manipulatif, Hindari Relasi Toxic yang Melelahkan

Ilustrasi hubungan (toxic).
Ilustrasi hubungan (toxic). /PEXELS/cottonbro PEXELS/cottonbro

PIKIRAN RAKYAT - Menyikapi seseorang yang manipulatif harus dimulai dari kesadaran yang kuat. Hal ini lantaran biasanya manipulator emosional tak bisa diidentifikasi dengan mudah. Kadang ada bias, empati, dan perasaan bersalah yang muncul jika dihadapkan pada orang seperti mereka.

Manipulator kerap kali mengeksploitasi hubungan agar menguntungkan diri sendiri. Berhubungan dengan orang lain bagi mereka adalah tentang strategi. Mereka melakukan berbagai cara agar menjadi pemegang tali kekang dalam suatu relasi, baik personal maupun profesional.

Biasanya mereka jago dalam memutarbalikkan fakta, mengintimidasi, membuat lawan bicara merasa bersalah setelah menyuarakan keresahan, aku-sentris, dan bahkan mampu membuat orang lain mempertanyakan kewarasan diri sendiri.

Perlu diingat, manipulator emosional seringnya cerdas mempermainkan pikiran orang lain, untuk menguasai atau menjadi dominan dalam suatu hubungan. Tujuan utamanya tentu agar bisa mengendalikan orang lain sesuai kehendak hatinya.

Baca Juga: Liburan Sekolah Bisa Bikin Perkembangan Fisik dan Mental Anak Meningkat, Kuatkan Potensi yang Dimiliki

Hubungan yang sehat didasarkan pada kepercayaan, pengertian, dan saling menghormati. Namun, ketika bertemu orang-orang tipe manipulatif, lebih baik tidak berupaya keras memaksakan dasar-dasar semacam itu.

Sebelum memutuskan untuk berkomitmen membangun relasi, kenali dan sadari sifat manipulasi emosional yang bisa jadi tidak kentara.

Mungkin perlu waktu untuk menyadari bahwa seseorang telah bersikap manipulatif secara emosional. Tanda-tandanya halus, dan sering berkembang seiring waktu. Tetapi jika Anda merasa diperlakukan demikian, percayalah pada insting tersebut.

3 Hal yang perlu dilakukan ketika menghadapi orang dengan sifat manipulatif adalah sebagai berikut:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat