kievskiy.org

Bagaimana Cara Mengenali Pneumonia pada Anak? Lakukan Teknik Berikut

Ilustrasi pneumonia.
Ilustrasi pneumonia. /Pixabay/fujikama

PIKIRAN RAKYAT - Pneumonia merupakan masalah serius, apalagi bila menyerang anak. Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit tersebut membunuh 740.180 anak di bawah usia 5 tahun pada 2019, 14 persen dari semua kematian anak di bawah 5 tahun, dan 22 persen dari semua kematian pada anak berusia 1 sampai 5 tahun. Pada 2017, Indonesia sempat menduduki posisi ke-7 di dunia sebagai negara dengan kasus pneumonia tertinggi.

Pakar kesehatan anak dari Kelompok Staf Medis Kesehatan Anak Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo dr. Wahyuni Indawati Sp.A,Subsp. Resp berujar, gejala pneumonia umumnya diawali demam, batuk atau pilek diikuti gejala sesak napas yang biasanya terjadi dalam 14 hari dan bersifat akut. Hal itu disampaikannya pada Kamis, 7 Desember 2023.

Dia menerangkan, gejala sesak napas ditandai adanya usaha bernapas yang berat, seperti tarikan dinding dada saat bernapas maupun adanya napas cuping hidung. Untuk mengetahui sesak napas pada anak, orangtua bisa menghitung frekuensi napas dalam satu menit.

Orangtua bisa menghitung frekuensi napas dengan meletakkan tangan di dada anak. Sesek napas ditandai frekuensi napas cepat, untuk usia kurang dari 2 bulan frekuensi napas lebih dari 60 kali per menit, untuk usia 2 bulan sampai 1 tahun frekuensi napas lebih dari 50 kali per menit, untuk usia 1 tahun sampai 5 tahun frekuensi napas lebih dari 40 kali per menit, dan untuk usia lebih dari 5 tahun frekuensi napas lebih dari 30 kali per menit.

Bagaimana cara mencegah dan menangani pneumonia?

Wahyuni berujar, pneumonia bisa disebabkan infeksi virus, bakteri, ataupun jamur. Penyebab tersering adalah virus atau bakteri.

Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah itu  mengungkapkan, langkah pencegahan yang bisa dilakukan bisa dimulai dengan menjaga agar infeksi itu tak menyebar ke lingkungan sekitar.

"Misalnya ketika sedang tidak sehat, sebaiknya gunakan masker dengan benar," ucap dia, "serta jalani etika batuk dan bersin yang tepat dengan menutup mulut dengan lengan baju atas atau tisu kemudian membuangnya ke tempat sampah."

Dia menerangkan, pencegahan penyebaran infeksi juga bisa dilakukan dengan rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun saban habis batuk dan bersin, seusai memegang permukaan benda terutama di tempat umum, hingga sebelum makan. Pencegahan juga bisa dilakukan secara efektif dengan pemberian ASI eksklusif, status gizi yang baik, menghindari asap rokok dan polusi udara lainnya, serta melindungi anak dengan imunisasi.

Bagaimana bila anak sudah terkena pneumonia?

Wahyuni menerangkan, bila anak sudah terdiagnosis pneumonia, maka tata laksana perawatannya mesti dilakukan di rumah sakit, lantaran pasien kerap mengalami sesak napas dan memerlukan oksigen. Oksigen, kata dia, dapat diberikan sesuai kebutuhan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat