PIKIRAN RAKYAT - Juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov mengatakan pihaknya menganggap situasi di Myanmar menjadi semakin 'mengkhawatirkan' dan terus mengikuti perkembangan di negara itu.
Hal itu diungkapkan Rusia pada Jumat, 12 Maret 2021 menyusul meningkatnya jumlah korban tewas di tangan junta Myanmar.
"Kami menilai situasi ini mengkhawatirkan, dan kami prihatin dengan informasi yang datang dari sana tentang meningkatnya jumlah korban sipil," kata Dmitry Peskov, seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari Anadolu Agency.
Baca Juga: Gugat Oknum Penggerak KLB Ilegal, AHY: Bukan Hanya untuk Partai Demokrat
Baca Juga: Sumbang Ratusan Triliun Tiap Tahun, industri Hasil Tembakau Minta Kepastian Hukum
Selengkapnya cek YouTube Pikiran Rakyat
“Ini adalah masalah yang mengkhawatirkan bagi kami. Kami memantau dengan cermat apa yang terjadi di sana," ujarnya.
Dmitry Peskov mengatakan pihak berwenang Rusia juga mempertimbangkan kemungkinan penangguhan kerja sama militer dengan Myanmar.
Junta militer Myanmar telah menewaskan sedikitnya 70 orang dan menahan lebih dari 2.000 di tengah protes massa yang sedang berlangsung sejak kudeta 1 Februari 2021.