PIKIRAN RAKYAT - Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan Turki dan semua sekutu Amerika Serikat harus menahan diri untuk tidak melakukan pembelian lebih lanjut persenjataan dari Rusia.
Antony Blinken mengancam pembelian senjata Rusia akan ada kemungkinan lebih banyak sanksi.
Hubungan AS-Turki semakin diuji ketika Presiden Joe Biden mengakui pembantaian orang Armenia oleh pasukan Ottoman adalah tindakan genosida. Pengakuan Biden tersebut membuat marah pihak Turki.
Baca Juga: KTT ASEAN Hasilkan 5 Poin Penting, Rusia Nyatakan Dukungan: Cara Terbaik Selesaikan Situasi
Antony Blinken menyoroti Turki saat sedang melakukan pembicaraan dengan Rusia untuk pembelian kedua sistem senjata anti-pesawat S-400. Dia mengatakan pembelian itu dapat dihukum di bawah Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA).
"Ini juga sangat penting untuk maju bahwa Turki, dan dalam hal ini semua sekutu dan mitra AS, menghindari pembelian persenjataan Rusia di masa depan, termasuk tambahan S-400," kata Antony Blinken, dikutip dari Reuters, Kamis, 29 April 2021.
"Setiap transaksi signifikan dengan entitas pertahanan Rusia, sekali lagi dapat tunduk pada hukum kepada CAATSA, dan itu terpisah dari dan di samping sanksi yang telah dijatuhkan," ujarnya.
AS pertama kali memberikan sanksi kepada Turki pada bulan Desember 2020 atas pembelian sistem pertahanan rudal S-400 tahun 2019.
Terlepas dari sanksi AS itu, Turki mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan Rusia untuk pembelian kembali sistem senjata tersebut.