kievskiy.org

Presiden Afsel Serukan Pembalikan Segera Larangan Perjalanan Atas Omicron: Tidak Benar dan Mendeskriminasi

ilustrasi bandara. Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menyatakan keberatan atas pemberlakuan pelarangan perjalanan oleh sejumlah negara atas Omicron.
ilustrasi bandara. Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menyatakan keberatan atas pemberlakuan pelarangan perjalanan oleh sejumlah negara atas Omicron. /Pixabay.com/free photos Pixabay.com/free photos

PIKIRAN RAKYAT- Kemunculan varian baru Covid-19 Omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan (Afsel), telah memicu sejumlah negara untuk memberlakukan pelarangan perjalanan dari dan ke negara tersebut.

Menanggapi kebijakan sejumlah negara yang menutup sementara perjalanan dari Afrika Selatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 Omicron, Presiden Cyril Ramaphosa menyatakan keberatan.

Presiden Afrika Selatan itu meminta negara-negara untuk segera membalikkan larangan perjalanan yang tidak dapat dibenarkan secara ilmiah, terkait dengan penemuan varian baru Covid-19 Omicron yang sangat bermutasi.

"Kami menyerukan kepada semua negara yang telah memberlakukan larangan perjalanan di negara kami dan negara-negara saudara kami di Afrika selatan untuk segera membalikkan keputusan mereka," katanya dalam sebuah pidato Minggu, 28 November 2021, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Arabiya.

Baca Juga: Rela Jalan Jongkok hingga Merangkak, Erick Thohir Resmi Jadi Anggota Banser

Sebagaimana diketahui, lusinan negara langsung memasukkan Afrika Selatan dan negara tetangganya ke dalam daftar hitam sejak ilmuwan di negara itu menandai Omicron pada pekan lalu.

"Larangan bepergian tidak diinformasikan oleh sains. Satu-satunya hal yang akan dilakukan larangan bepergian adalah untuk lebih merusak ekonomi negara-negara yang terkena dampak dan melemahkan kemampuan mereka untuk menanggapi, dan pulih dari pandemi," kata Ramaphosa.

"Pembatasan ini tidak dapat dibenarkan dan mendiskriminasi secara tidak adil terhadap negara kami dan negara-negara saudara kami di Afrika selatan," sambungnya.

Meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendefinisikan Omicron sebagai varian yang mengkhawatirkan, hingga saat ini para ilmuwan masih menilai virulensinya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat