kievskiy.org

Kasus Bucha Diduga Sabotase Barat dan Azov Neo-Nazi, Ada yang Ingin Rusia-Ukraina Terus Bertempur

Ilustrasi. Tragedi pembantaian di Kota Bucha, Ukraina menuai kecaman dari internasional.
Ilustrasi. Tragedi pembantaian di Kota Bucha, Ukraina menuai kecaman dari internasional. /REUTERS/Zohra Bensemra

PIKIRAN RAKYAT - Media Ukraina dan Barat menuduh Rusia melakukan pembunuhan massal terhadap warga sipil di kota Bucha, Ukraina.

Moskow, pada bagiannya, mengatakan bahwa situasi Bucha tidak lain adalah provokasi yang dibuat oleh Ukraina khusus untuk media barat.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan, Barat sedang mencoba untuk menyabotase negosiasi antara Rusia dan Ukraina dengan memicu hype seputar provokasi Bucha.

Pejabat tinggi Rusia mencatat bahwa provokasi di Bucha terjadi tepat saat Ukraina meluncurkan kemungkinan saran perdamaian, termasuk yang berkaitan dengan Krimea.

Baca Juga: Sanksi Mengancam Sistem Pembayaran Domestik, Rusia Segera Beralih ke Microchip Milik China

Jika upaya seperti itu oleh Barat terus berlanjut, ada risiko negosiasi antara Rusia dan Ukraina akan mengulangi nasib perjanjian Minsk.

"Sesuatu yang seharusnya tidak terjadi. Apalagi jika diketahui Barat mengendalikan kelompok nasionalis Neo-Nazi," kata menteri pada Selasa, 5 April 2022.

Pembicaraan di Istanbul berlangsung pada akhir Maret dan dianggap berhasil. Saat itu muncul pembicaraan bahwa Kiev mengkonfirmasi kebutuhan untuk memastikan status non-nuklir dan non-blok Ukraina.

Mereka akan berdiri tegak sebagai negara berdaulat yang lepas dari pengaruh NATO. Ukraina juga mengakui bahwa masalah Krimea dan Donbass bisa diselesaikan dengan perundungan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat