PIKIRAN RAKYAT - 25 Mei 2022 tepat dua tahun sejak polisi Minneapolis menangkap George Floyd dengan kondisi tangan diborgol di belakang, kemudian telungkup di jalan dan menjepit lehernya sampai meregang nyawa.
Floyd ditangkap karena dugaan mencoba mengeluarkan uang palsu di sebuah toko serba ada di lingkungan itu.
Pada 25 Mei 2020, seorang petugas polisi kulit putih berlutut di lehernya selama sembilan setengah menit, hingga memutus saluran oksigen ke otaknya saat dia berteriak, "Saya tidak bisa bernapas,".
Baca Juga: Laporkan Medina Zein atas Dugaan Penipuan, Uya Kuya Kaget Diperiksa Polisi Selama 2,5 Jam
Kejadian ini tertangkap dalam video oleh seorang saksi mata, dan insiden tersebut memicu protes di seluruh dunia oleh ratusan ribu orang yang mengguncang politik di Amerika Serikat (AS) dan membantu mengangkat Joe Biden ke kursi kepresidenan AS.
Berdiri di samping anggota keluarga Floyd, Biden mengemukakan rencananya untuk menandatangani perintah eksekutif di Gedung Putih pada hari Rabu 25 Mei 2022 menerapkan standar baru untuk penegakan hukum.
Tetapi para pembela hak asasi mengatakan hanya ada sedikit perubahan sikap dalam cara polisi berinteraksi dengan komunitas kulit hitam di AS.
“Untuk peringatan dua tahun, itu sangat mengecewakan dan sama sekali bukan sesuatu yang sesuai dengan kematian George Floyd,” kata Melina Abdullah, penyelenggara Black Lives Matter dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Aljazeera pada Rabu 25 Mei 2022.