PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Luar Negeri Korea Utara tengah menghadapi tuduhan menyediakan amunisi Rusia oleh pihak Amerika Serikat (AS). Mereka justru menilai itu sebagai provokasi besar yang harus ditanggapi.
Kemenlu Korea Utara melalui Direktur Jenderal Departemen Urusan AS, Kwon Jong-gun tegas menolak tuduhan AS terkait pengiriman roket infanteri dan rudal negaranya ke Grup Wagner, perusahaan militer swasta Rusia yang dipimpin sekutu Vladimir Putin.
Kwon, juga mengeluarkan peringatan bagi AS yang akan menghadapi dampak tak diinginkan dari penyebaran desas-desus buruk terkait Korea Utara-Rusia itu.
"AS harus ingat bahwa itu akan menghadapi hasil yang benar-benar tidak diinginkan, jika terus menyebarkan desas-desus tidak berdasar dan menargetkan kita," ujar Kwon Jong-gun membeberkan peringatan.
Baca Juga: Cek Fakta: Seorang Anak di Bekasi Dikabarkan Dibius dan Diculik OTK, Digondol Pakai Karung Bekas
Menyusul hal itu, Sekretaris Jenderal Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg turut menyoroti dukungan Korea Utara terhadap Rusia terkait perang di Ukraina. Stoltenberg menyebutkan keprihatinan pada tindakan Korea Utara yang sembrono, termasuk dengan dukungan militer terhadap Rusia.
"Kami, tentu saja, prihatin dengan uji coba rudal dan program nuklir Korea Utara yang sembrono," ujar Jens Stoltenberg dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin di Seoul baru-baru ini.
"Kami juga tahu bahwa Korea Utara memberikan dukungan militer untuk upaya perang Rusia dengan roket dan rudal," ujarnya lagi.
Korea Utara Dua Kali Beri Kecaman atas Bantuan Militer Canggih ke Ukraina
Kwon Jong-gu, sebelum membantah tuduhan AS, telah lebih dulu mengecam rencana bantuan militer canggih Washington pada Ukraina. Kwon melontarkan kecaman kepada AS yang dinilai sengaja ingin terus menciptakan situasi internasional yang tidak stabil.