kievskiy.org

India Sebut Covid-19 Varian Arcturus Punya Gejala Unik pada Anak-anak, Berikut Tanda-tandanya

Ilustrasi Covid-19 varian Arcturus pada anak-anak.
Ilustrasi Covid-19 varian Arcturus pada anak-anak. /Piaxabay/Ronnysefria

PIKIRAN RAKYAT – Para ahli di India mengamati bahwa varian Covid-19 terbaru bernama Arcturus yang mendorong lonjakan kasus baru memiliki beberapa gejala unik pada anak-anak. Strain XBB.1.16, sub-varian Omicron ini telah ditemukan di 22 negara, termasuk Singapura, Australia, Amerika Serikat, dan Indonesia.

Varian Arcturus diyakini menjadi penyebab peningkatan kembali kasus Covid-19 di India. Pemerintah setempat akhirnya mengadopsi beberapa langkah, termasuk mengembalikan kebijakan penggunaan masker dan menjalankan pelatihan tenaga medis di rumah sakit.

Penyebaran strain ini pertama kali terdeteksi pada akhir Januari 2023. Kementerian Kesehatan India mencatat 11.109 kasus baru pada Jumat pekan lalu. Jumlah ini melonjak tajam dan merupakan angka tertinggi dalam delapan bulan terakhir.

Para ahli khawatir karena varian Arcturus tampaknya menunjukkan gejala yang unik pada anak-anak, salah satunya adalah peradangan selaput lendir pada kelopak mata atau konjungtivitis.

Baca Juga: Indonesia Punya Obat Covid-19 Baru yang Diklaim Lebih Efektif

Konjungtivitis atau pink eye adalah infeksi mata yang menyebabkan kemerahan, gatal, dan bengkak. Menurut Richard Reithinger, ahli epidemiologi di RTI International, sebelumnya infeksi ini pernah dilaporkan sebagai salah satu gejala Covid-19, tetapi intensitas kasusnya tidak sering.

Vipin Vashishtha, seorang dokter anak dan mantan Kepala Komite Akademi Pediatri India untuk Imunisasi mengatakan dalam cuitannya bahwa gejala konjungtivitis tampaknya cenderung muncul pada anak-anak. Selain infeksi mata, gejala lain yang menyertai varian Arcturus adalah demam tinggi dan batuk.

Peneliti di Truhlsen Eye Institute dari Nebraska Medicine mengidentifikasi bahwa konjungtivitis disebabkan oleh virus dalam film air mata. Sementara itu, Dr. Vashishtha mengatakan bahwa ia merawat pasien bayi dengan demam tinggi, pilek, batuk, serta konjungtivitis gatal. Hal ini tidak pernah ia dapati pada gelombang sebelumnya.

Dokter lain juga mengamati adanya peningkatan kasus Covid-19 pada anak-anak.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat