kievskiy.org

Israel Penjajah Makin Brutal Bantai Warga Palestina Jelang Gencatan Senjata

Ilustrasi tentara Israel penjajah.
Ilustrasi tentara Israel penjajah. /Reuters/Mussa Qawasma

PIKIRAN RAKYAT - Israel penjajah makin brutal melakukan pembantaian terhadap warga Palestina di Gaza, menjelang dilaksanakannya gencatan senjata. Tercatat, lebih dari 100 orang, termasuk 50 dari satu keluarga, tewas pada Rabu 22 November 2023.

Aksi pembantaian itu terjadi di jalur Gaza lewat darat, laut, dan udara. Kekejian Israel penjajah berlangsung beberapa jam setelah kesepakatan gencatan senjata tercapai dan resmi dimulai pada Kamis 23 November 2023.

Kantor berita Palestina, Wafa mengatakan bahwa 81 orang telah tewas sejak tengah malam ketika rumah-rumah menjadi sasaran genosida Israel penjajah di pusat Jalur Gaza. Sedangkan 60 lainnya diyakini tewas setelah pemboman di dalam dan sekitar kamp pengungsi Jabaliya di utara.

Menteri luar negeri Palestina, Riyad al-Maliki dalam kunjungannya ke London mengatakan bahwa 52 korban di Jabaliya berasal dari keluarga Qadoura yang sama.

"Saya punya daftar nama, 52 di antaranya. Mereka musnah total, dari kakek hingga cucu," ucapnya.

Pemboman mematikan juga dilaporkan di kamp pengungsi al-Nuseirat, menewaskan sembilan orang. Angka korban sulit diverifikasi, mengingat pertempuran yang sedang berlangsung.

Gencatan Senjata Hamas dan Israel Penjajah

Gencatan senjata dimulai pada Kamis 23 November 2023 pagi, tetapi diumumkan pada Rabu 22 November 2023 malam. Baik gencatan senjata maupun pembebasan sandera tidak akan terjadi sebelum Jumat 24 November 2023.

Sebanyak 150 orang awal diperkirakan akan dibebaskan dalam empat hari, sebagai imbalan atas pembebasan 50 sandera yang ditahan oleh Hamas dan kelompok-kelompok lain. Namun, ada sedikit tanda-tanda perlambatan dalam pertempuran pada Rabu 22 November 2023.

Pertempuran berlanjut di sekitar dua rumah sakit di utara Jalur Gaza, rumah sakit Indonesia dan rumah sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya. Pembantaian terjadi di tengah tuntutan IDF agar mereka dievakuasi, sehingga militer dapat mengambil kendali.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat