kievskiy.org

Dampak Perang Gaza, Apakah Berpotensi Seret Irak dalam Konflik Lain?

Ilustrasi pasukan AS di Irak
Ilustrasi pasukan AS di Irak /Reuters/ARI JALAL via Voa News REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - Irak semakin menjadi arena ketegangan antara pasukan yang didukung oleh Iran dan Amerika Serikat, yang semakin meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi serius. Amerika Serikat menyatakan telah melancarkan serangan terhadap kelompok yang bersekutu dengan Iran di Irak pada Selasa, menandai periode kekacauan intens dalam wilayah tersebut.

Serangan AS terjadi setelah pasukan yang terkait dengan Iran dituduh melakukan serangan terhadap pangkalan AS di Erbil, Irak utara. Tiga lokasi yang digunakan oleh Kataib Hizbullah, kelompok bersenjata utama yang bersekutu dengan Iran, serta kelompok afiliasi lainnya, menjadi sasaran serangan.

Dalam serangan tersebut, tiga tentara AS dilaporkan terluka, dengan satu mengalami luka kritis akibat serangan drone bunuh diri. Komando Pusat AS menyebut serangan itu berhasil menghancurkan fasilitas target dan mungkin membunuh sejumlah militan Kataib Hizbullah tanpa menimbulkan korban sipil.

Di tengah ketegangan ini, sejumlah serangan di Suriah juga mencuat, termasuk pembunuhan Brigadir Jenderal Razi Mousavi, komandan tertinggi Iran di Suriah. Tiga rudal yang diduga diluncurkan oleh Israel menargetkan rumahnya di Sayyida Zeinab, Suriah.

Dampak dan Tantangan Bagi Irak

Situasi Irak menjadi semakin tidak stabil dengan kemungkinan eskalasi lebih lanjut. Meskipun baik AS maupun Iran tampaknya menghindari perang skala penuh, keadaan ini memberikan tantangan besar bagi Irak.

Peneliti Ali Akbar Dareini, yang berbasis di Teheran, menyoroti bahwa baik AS maupun Iran telah bertindak secara rasional untuk menghindari konflik besar-besaran. Ia menekankan bahwa adanya pemilihan presiden AS mendatang dan perubahan opini publik terhadap dukungan AS terhadap Israel menjadi faktor-faktor penting.

Dalam konteks ini, pemerintah Irak dihadapkan pada situasi yang semakin rumit, dengan kewenangan yang terbatas untuk mengendalikan ketegangan di wilayahnya. Meskipun eskalasi perang terbuka dihindari, risiko salah perhitungan tetap ada.

Sementara itu, pembunuhan Jenderal Mousavi meninggalkan pertanyaan besar tentang respons Iran. Ali Akbar Dareini menyatakan bahwa pembalasan tidak dapat dihindari, tetapi apakah Iran akan memilih serangan langsung atau melalui poros regionalnya masih perlu dilihat.

Meningkatnya Tegangan di Peringatan Kematian Jenderal Soleimani

Tegangan ini datang menjelang peringatan empat tahun pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani pada 3 Januari. Setiap tahun, Iran berjanji untuk membalas dendam atas kematian tokoh berpengaruh ini, dan peringatan tahun ini mungkin menjadi momen penting dalam konflik yang melibatkan Iran, Israel, dan AS.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat