kievskiy.org

Kemlu Siaga Evakuasi WNI di Lebanon, Khawatir Konflik Israel-Hamas Alami Eskalasi

Seorang tentara Israel berjalan melewati tank, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat perbatasan Israel-Gaza, di Israel selatan, 1 Januari 2024.
Seorang tentara Israel berjalan melewati tank, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat perbatasan Israel-Gaza, di Israel selatan, 1 Januari 2024. /Reuters/Violeta Santos Moura

PIKIRAN RAKYAT - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan saat ini Kemlu dan KBRI Beirut tengah fokus mempersiapkan proses evakuasi WNI menyusul perang Israel-Hamas yang meluas hingga ke Lebanon Selatan.

Meski belum ada peringatan dari pihak terkait soal eskalasi perang, Indonesia mengaku sangat siap untuk melakukan evakuasi jika sewaktu-waktu tensi meningkat.

"Sampai saat ini belum ada peringatan dari sistem kami untuk melakukan evakuasi. Namun, pada saat dibutuhkan, kami lebih dari siap untuk melakukan evakuasi saudara-saudara kita di Lebanon," ujarnya.

Iqbal mengatakan Kemlu telah menyiapkan seluruh infrastruktur yang diperlukan untuk evakuasi, termasuk kendaraan dan jalur evakuasi, kecepatan, hingga orang yang bakal memimpin proses evakuasi 217 orang WNI yang ada di Lebanon.

Baca Juga: Kartu Prakerja 2024 Gelombang ke-63 Dibuka, Catat Syarat dan Cara Pendaftarannya

"Di seluruh KBRI, kami mempunyai rencana kontingensi apalagi di daerah-daerah konflik. Kondisinya kami siap untuk melakukan evakuasi kapan pun," ujarnya.

Langkah preventif ini menyusul kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan setelah petinggi Hamas, Saleh al-Arouri, terbunuh dalam serangan pesawat nirawak Israel di kantor Hamas di ibu kota Lebanon, Beirut pada Selasa 2 Januari 2024 malam.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNFIL) menyuarakan keprihatinan mendalam atas kemungkinan peningkatan permusuhan setelah pembunuhan wakil kepala biro politik Hamas, Saleh al-Arouri.

"Eskalasi ini dapat menyebabkan banyak kehancuran bagi orang-orang di kedua sisi Garis Biru," kata Wakil Juru Bicara UNFIL Kandice Ardiel kepada kantor berita resmi Lebanon NNA, Rabu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat