PIKIRAN RAKYAT – Amerika Serikat dalam konflik Israel-Palestina seperti bermuka dua. Di satu sisi ingin mencuri simpati masyarakat, tapi di sisi lain mendukung pembantaian yang dilakukan Israel Penjajah di Gaza.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken juga sering memberi pernyataan yang bertolak belakang. Terbaru, dia mengaku sangat prihatin dengan banyaknya korban jiwa dari masyarakat sipil di Gaza dalam pembantaian oleh Israel Penjajah.
Selasa, 9 Januari 2024 kemarin, Blinken meminta Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu untuk mengizinkan banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza. Mengingat sudah lebih dari 3 bulan wilayah tersebut dikuasai Israel Penjajah.
Sejumlah pengamat menilai nasib para warga sipil Gaza bukan jadi pembicaraan Blinken dengan pejabat Israel Penjajah. Apalagi banyak isu penting seperti kelaparan, infrastruktur hancur, dan penyakit kronis mengancam mereka.
Baca Juga: Ketika Megawati Sapa Ma’ruf Amin di HUT ke-51 PDIP: Menteri yang Hadir di Sini Ingin Diundang
Sebaliknya, pertemuan antara Blinken dan pejabat Israel Penjajah justru membahas soal militer. Mereka tengah fokus mengatasi peningkatan ketegangan di perbatasan utara Israel dengan Lebanon, dan meningkatnya konfrontasi pasukan Israel Penjajah dan pejuang Hizbullah.
Sejak 7 Oktober 2023 lalu, korban-kobran makin banyak berjatuhan. Total ada 23.210 warga Gaza yang dilaporkan tewas dengan mengenaskan di tangan Israel Penjajah.
Sikap Israel Penjajah dan sekutunya termasuk Amerika Serikat dinilai menyuburkan tindakan Genosida. Mengingat cara mereka mengancam warga Gaza dengan senjata, atau membiarkan mereka mati kelaparan.
Serangan di berbagai lokasi dilakukan Israel Penjajah terhadap warga Palestina. Sehingga warga Palestina tak lagi punya tempat berlindung yang layak.