kievskiy.org

Apa Alasan AS Memveto Resolusi Gencatan Senjata di Gaza untuk Ketiga Kalinya?

Situasi pemungutan suara untuk resolusi gencatan senjata di jalur Gaza, oleh Dewan Keamanan PBB, Selasa, 20 Februari 2024.
Situasi pemungutan suara untuk resolusi gencatan senjata di jalur Gaza, oleh Dewan Keamanan PBB, Selasa, 20 Februari 2024. /X @NorwayUN

PIKIRAN RAKYAT - Amerika Serikat (AS) sekali lagi mengeluarkan hak vetonya demi membatalkan rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) tentang gencatan senjata dalam genosida Israel Penjajah atas Palestina, di Gaza. Veto dirilis pada pemungutan suara di hari Selasa, 20 Februari 2024.

Ini adalah kali ketiga AS menggunakan hak istimewanya untuk memveto putusan DK PBB sejak 7 Oktober 2024. Veto dari AS secara otomatis membatalkan permintaan gencatan senjata kemanusiaan di wilayah perang itu.

AS bersikeras menginginkan hal lain dalam resolusi. Alih-alih gencatan senjata yang sifatnya permanen, AS justru mendorong badan beranggotakan 15 negara itu untuk menyerukan jeda perang sementara untuk membebaskan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas.

Sebanyak 13 anggota DK PBB memberikan suara mendukung rancangan undang-undang yang digagas dan disusun Aljazair itu. Sementara, Inggris abstain alias tidak memberikan suara.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield sebelumnya memberi isyarat bahwa negaranya akan memveto rancangan resolusi tersebut karena khawatir akan membahayakan upaya perdamaian Israel dan Palestina.

Ia takut akan gagalnya perundingan antara AS, Mesir, Israel, dan Qatar yang berupaya menengahi jeda perang dan pembebasan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas, di Jalur Gaza.

“Menuntut gencatan senjata segera dan tanpa syarat tanpa kesepakatan yang mengharuskan Hamas melepaskan sandera (sipil Israel) tidak akan menghasilkan perdamaian yang bertahan lama. Sebaliknya, hal ini justru dapat memperpanjang pertikaian antara Hamas dan Israel,” kata Thomas-Greenfield, kepada dewan menjelang pemungutan suara.

Setelah pemungutan suara, Dubes AS mengatakan kembali bahwa pihaknya akan memastikan proses diplomasi berjalan lancar. “(Kami) akan terus terlibat aktif dalam kerja keras diplomasi langsung di lapangan sampai kita mencapai solusi akhir," ujar dia.

Sebelumnya, Washington juga menggunakan hak vetonya untuk memblokir amandemen rancangan resolusi pada bulan Desember, sebanyak dua kali.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat