PIKIRAN RAKYAT - Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen mengumumkan bahwa koridor laut untuk pengiriman bantuan ke Jalur Gaza, Palestina, akan segera dibuka pada akhir pekan ini.
Von der Leyen menyatakan kegembiraannya atas uji coba awal yang akan dimulai hari itu setelah kunjungannya ke fasilitas di Larnaca, Siprus.
“Sebentar lagi kami akan membuka koridor laut untuk pengiriman bantuan ke Jalur Gaza. Kami sangat bahagia melihat uji coba awal diluncurkan pekan ini,” katanya.
Adapun, Ursula mengatakan bahwa Uni Eropa sejauh ini telah bekerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Amerika Serikat (AS) guna meluncurkan koridor bantuan maritim Siprus melalui laut.
Keputusan untuk membuka koridor maritim ini diambil setelah Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengumumkan rencananya untuk membangun "pelabuhan sementara" di tepi pantai Mediterania Gaza.
Akan tetapi, pejabat Amerika Serikat mengungkapkan bahwa pembangunan dermaga tersebut mungkin memakan waktu beberapa minggu.
Di satu sisi, Juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Patrick Ryder dari Angkatan Udara, menyatakan bahwa rencana untuk sistem pelabuhan sementara masih dalam tahap awal, dan diperkirakan akan memerlukan sekitar dua bulan lagi untuk menyelesaikannya.
Terlalu Rumit dan Memakan Waktu yang Lama
Dilansir dari Reuters, pembukaan jalur laut untuk bantuan ke Gaza ini telah menimbulkan kekecewaan di beberapa pihak karena dianggap terlalu rumit dan memakan waktu yang lama.
Michael Fakhri, pelapor khusus PBB tentang hak atas pangan, mengkritik fokus Gedung Putih pada pembahasan rute pengiriman bantuan baru daripada memperjuangkan penggunaan jalur darat yang lebih cepat.
Dia menyoroti bahwa jalur darat dapat menjadi opsi yang lebih efisien untuk menyalurkan bantuan, terutama karena kontrolnya dipegang oleh sekutu AS sendiri.