kievskiy.org

520.000 Warga Israel Derita Gangguan Mental Sejak Awal Genosida di Gaza

Warga Israel menari dengan bendera di dekat gerbang Damaskus di luar Kota Tua Yerusalem pada 15 Juni 2021.
Warga Israel menari dengan bendera di dekat gerbang Damaskus di luar Kota Tua Yerusalem pada 15 Juni 2021. /Reuters/Ronen Zvulun

PIKIRAN RAKYAT - Lebih dari setengah juta warga Israel penjajah dilaporkan menderita gangguan mental sejak pecahnya genosida di Gaza, Palestina. Menurut laporan dari Channel 12 milik Israel penjajah, para warga menderita gangguan mental setelah operasi Badai Al-Aqsa.

"Menurut laporan itu, sebanyak 520.000 warga Israel penjajah telah dirawat karena gangguan stres pasca-trauma (PTSD) sejak pembantaian dimulai pada 7 Oktober 2023," kata Islamic Republic News Agency, Rabu 13 Maret 2024.

Sebelumnya, situs Israel penjajah bernama “Walla” menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan 1.600 tentara dan perwira rezim negaranya menderita trauma pascaperan. Selain itu, setidaknya 250 di antaranya telah dibebaskan dari perang.

Israel penjajah terus melancarkan pembantaian mematikan di Jalur Gaza hingga menewaskan lebih dari 31.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Genosida yang dilancarkan Israel penjajah juga telah menyebabkan lebih dari 73.000 orang terluka di tengah kehancuran massal dan kelangkaan kebutuhan pokok.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serangan Israel penjajah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Selain itu, 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur.

Israel penjajah bahkan dituntut melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Putusan sela yang dikeluarkan ICJ pada Januari memerintahkan Israel menghentikan tindakan genosida, serta mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan sampai kepada warga sipil di Gaza.

Warga Rafah Bakal 'Dibuang' ke Pulau Kemanusiaan

Israel penjajah berniat menggusur paksa warga Palestina yang pada saat ini tinggal di Rafah, Gaza. Nantinya, lebih dari satu juta orang itu akan 'dibuang' ke pulau-pulau Kemanusiaan di Gaza Tengah.

Pengumuman itu muncul, ketika Israel penjajah terus merencanakan serangannya di Rafah, kota paling selatan di Gaza.

"Kita perlu memastikan bahwa 1,4 juta orang atau setidaknya sebagian besar dari 1,4 juta akan pindah," ucap Juru bicara tentara Israel penjajah, Daniel Hagari saat media briefing pada Kamis 14 Maret 2024.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat