kievskiy.org

Israel Jadikan Bantuan untuk Gaza 'Perangkap Kematian', Krisis di Sana Hasil Rekayasa Mereka

Warga Palestina yang mengungsi menunggu untuk menerima makanan gratis di sebuah kamp tenda di Gaza selatan.
Warga Palestina yang mengungsi menunggu untuk menerima makanan gratis di sebuah kamp tenda di Gaza selatan. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

PIKIRAN RAKYAT - Pasukan Israel penjajah telah menembak mati sedikitnya enam warga Palestina dan melukai 83 lainnya di Kota Gaza, ketika mereka sedang menunggu makanan dan bantuan kemanusiaan di Bundaran Kuwait. Di daerah tersebut, sekelompok besar orang berkumpul untuk truk bantuan yang tiba pada Kamis 14 Maret 2024.

Serangan itu terjadi beberapa jam setelah setidaknya lima orang tewas oleh serangan udara Israel penjajah di pusat distribusi makanan di Rafah, Gaza selatan, yang dijalankan oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA). UNRWA merupakan badan kemanusiaan utama di Gaza.

Telah terjadi peningkatan serangan fatal oleh pasukan Israel penjajah pada kerumunan warga sipil kelaparan yang mengantre untuk mendapatkan bantuan dalam beberapa pekan terakhir. Pada Senin 11 Maret 2024 malam, pasukan Israel penjajah menewaskan 11 orang yang menunggu bantuan makanan di bundaran yang sama.

Wartawan Al Jazeera yang melaporkan dari Rafah, Hani Mahmoud mengatakan bahwa mencari bantuan telah menjadi aktivitas yang "sangat berbahaya" di daerah kantong itu.

"Bundaran Kuwait sekarang dikenal sebagai perangkap kematian," katanya, Jumat 15 Maret 2024.

"Kami mendengar dari penduduk yang kelaparan dan sebagian besar trauma, terdampar di Jalur Gaza. Mereka bertanya apa tujuan membawa truk-truk bantuan itu ke Gaza dan wilayah utaranya jika mereka ditembak. (Agresi Israel) juga membahayakan pekerjaan pekerja bantuan di lapangan," tutur Hani Mahmoud menambahkan.

Bundaran Kuwait berada di antara wilayah pusat Jalur Gaza dan Kota Gaza, menghubungkan Gaza utara ke selatan. Lebih dari 400 warga Palestina tewas dalam serangan Israel penjajah terhadap pengiriman bantuan dalam beberapa pekan terakhir, menurut pihak berwenang di Gaza.

'Terlarang'

Karyawan UNRWA, Sami Abu Salim mengatakan bahwa dia merasa frustrasi atas serangan di pusat bantuan dan gudang di bagian timur Rafah. Sebab, karyawan telah bekerja sepanjang waktu untuk memberikan bantuan kepada pengungsi Palestina.

"Ini (menyerang pusat bantuan) dilarang. Kami adalah lembaga internasional. Kami membawa semua (bantuan) ini kepada orang tua dan anak-anak," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat