kievskiy.org

Israel Penjajah Siap Serbu Rafah tanpa Dukungan Amerika, Abaikan Resolusi Gencatan Senjata

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, berorasi di Yerusalem, 28 Januari 2024.
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, berorasi di Yerusalem, 28 Januari 2024. /REUTERS/Ronen Zvulun

PIKIRAN RAKYAT - Terlepas dari resolusi gencatan senjata yang telah disahkan Dewan Keamanan (DK) PBB, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Penjajah, Itamar Ben-Gvir serukan serangan ke Rafah, Gaza. Ia tak peduli ada tidaknya dukungan dari Amerika Serikat (AS).

Sehari setelah putusan DK PBB, Selasa, 26 Maret 2024, Ben Gvir memerintahkan pasukan tentara Israel Penjajah untuk melancarkan serangan darat ke kota Rafah, tempat perlindungan bagi sekitar 1,4 juta warga Palestina di ujung selatan Jalur Gaza.

“Kita harus memasuki Rafah sekarang,” kata Ben-Gvir, kepada Radio Angkatan Darat Israel, dikutip dari Yeni Safak, Rabu, 27 Maret 2024.

Artinya, Ben-Gvir tidak mengindahkan resolusi gencatan DK PBB selama dua pekan, menghabiskan bulan suci Ramadhan.

Saat sidang, 14 negara anggota PBB memberikan suara dukungan untuk resolusi yang diajukan oleh 10 anggota dewan terpilih. AS yang biasanya memveto dan membatalkan putusan demi membantu Israel, kini memilih abstain alias tidak memberikan vote. Sementara, tak ada satupun negara yang menentang resolusi tersebut.

Meski demikian, Ben-Gvir mengatakan bahwa mereka siap melanjutkan perang dengann atau tanpa dukungan AS. Walaupun harus melawan satu dunia, ia menegaskan Israel akan teguh dalam tujuannya menyerang Rafah demi menghancurkan Hamas.

“Saya mengingatkan Anda bahwa kita telah berperang beberapa kali tanpa dukungan AS dan seluruh dunia,” kata Ben-Gvir.

AS menentang rencana Israel untuk melancarkan serangan darat ke Rafah, sebab tak ingin ada lagi warga sipil yang menjadi korban. Terutama mengingat lebih dari 32.400 warga Palestina telah terbunuh dan hampir 74.800 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kelaparan yang dipicu genosida Israel Penjajah.

Perang Israel, yang kini memasuki hari ke-172, telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Di samping itu, 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, berdasarkan laporan PBB.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat