kievskiy.org

Israel Penjajah Bombardir Rafah dan Tewaskan 45 Orang, Pengungsi Gaza: Ke Mana Kita Harus Pergi

Asap mengepul menyusul serangan Israel penjajah selama operasi militer di Rafah pada 28 Mei 2024.
Asap mengepul menyusul serangan Israel penjajah selama operasi militer di Rafah pada 28 Mei 2024. /Reuters/Hatem Khaled

PIKIRAN RAKYAT - Israel penjajah secara brutal membombardir Rafah, wilayah yang dinyatakan aman untuk pengungsi Gaza pada Minggu malam, 26 Mei 2024. Akibatnya, sebanyak 45 orang dilaporkan tewas, mulai dari wanita, anak-anak, hingga orang lanjut usia, dengan 249 lainnya luka-luka berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Gaza.

Video rekaman terkait insiden Rafah menampilkan kebakaran besar melalap kamp-kamp tenda dengan korban-korban bergelimpangan tewas terbakar. Suasana kobaran api di tengah kegelapan adalah tragedi mengerikan dan terus terjadi berulang kali di kalangan pengungsi Gaza.

Mereka yang selamat mengatakan bahwa kemunculan bombardir rudal Israel penjajah hingga berujung kebakaran besar terjadi saat semuanya sedang bersiap tidur di tenda-tenda pengungsi Tel Al-Sultan, Rafah. Alhasil, mereka beramai-ramai menarik selang dari truk pemadam kebakaran dan berusaha memadamkan api yang begitu membumbung itu.

Pasukan Israel penjajah, tercatat sudah melangsungkan serangan darat ke berbagai sudut Rafah sejak dua minggu lalu. Serangan baru-baru ini, bahkan terjadi selang dua hari setelah Pengadilan Tinggi PBB (ICJ) mengeluarkan perintah pada Israel untuk berhenti.

Para pengungsi Gaza, sejatinya hanya penduduk sipil yang ingin hidup dalam lingkungan aman dan nyaman, tetapi serangan tanpa henti dari Israel penjajah yang menyebar ke semua wilayah membuat mereka berulang kali berpindah lokasi tinggal untuk mengamankan diri.

Pengungsi tersiksa

Salah satunya adalah keluarga Salman yang mengaku sudah mengungsi 8 kali sejak perang di Gaza pada Oktober 2023. Mereka juga langsung mengemas sisa-sisa barang-barang yang berhasil selamat setelah serangan terbaru Israel penjajah di Rafah.

Talal Saeed Salman yang merupakan kepala keluarga menyuarakan kepedihan hidup selama berlangsungnya genosida Israel. Dia mempertanyakan tempat tinggal mana lagi yang aman untuk keluarganya melanjutkan hidup.

"Ke mana kita harus pergi, bantu saya memahami, ke mana kita harus pergi? Saya hanya punya anak-anak. Saya tidak punya siapa pun yang mendampingi dan membantu saya. Mereka semua adalah anak-anak, seperti yang Anda lihat," ujar Talal Saeed Salman dengan suara begitu menyedihkan

"Israel memberi tahu bahwa tempat ini aman, jadi mengapa kalian menyerangnya? Kami sekarat setiap hari," ujarnya lagi.

Serangan roket

Keluarga yang berusaha bertahan hidup itu, dikejutkan dengan serangan roket yang jatuh bertubi-tubi dalam jarak berdekatan di sekitar tenda-tenda pengungsian Rafah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat