kievskiy.org

Hamas dan Israel Didesak Negara Mediator, Kenapa Proposal Gencatan Senjata Tak Jua Selesai?

Siluet Tentara Israel penjajah saat mereka berdiri di atas tank, dekat perbatasan Israel-Gaza.
Siluet Tentara Israel penjajah saat mereka berdiri di atas tank, dekat perbatasan Israel-Gaza. /Reuters/Amir Cohen

PIKIRAN RAKYAT - Mediator konflik Gaza mendesak Israel penjajah dan Hamas untuk segera menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera dengan tahanan. Jika tak kunjung mufakat, hanya akan ada kerugian bagi warga sipil di Gaza serta para sandera dan keluarga mereka.

Pada Sabtu, 1 Juni 2024, mediator, antara lain, Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir, mendesak kedua pihak berkonflik agar sementara menekan dulu ego demi kepentingan Bersama.

Dari pernyataan Presiden AS, Joe Biden, baik Israel Penjajah maupun Hamas telah sepakat dengan isi proposal gencatan senjata dalam tiga fase itu. Namun, informasi menjadi ambigu setelah PM Israel, Benjamin Netanyahu buka suara.

Netanyahu mengatakan, perang tidak akan berakhir secara resmi selama Hamas masih tetap berkuasa dan belum hancur sepenuhnya. Timbul kecemasan ada perbedaan penafsiran atas gencatan senjata kali ini. Di sisi lain, proposal disambut baik oleh faksi Palestina.

Intinya, Israel hanya bersedia menghentikan perang sementara dengan imbalan sandera, untuk kemudian melanjutkan kembali agresi militer setelah enam minggu, untuk menghilangkan ancaman Hamas secara total.

Biden mengatakan, Jumat, 31 Mei 2024, Israel telah mengusulkan kesepakatan yang melibatkan gencatan senjata awal selama enam minggu dengan penarikan sebagian militer Israel dan pembebasan beberapa sandera.

"Sementara pengakhiran permusuhan secara permanen sedang dinegosiasikan melalui mediator," kata Biden, dikutip dari Reuters, Minggu, 2 Juni 2024.

AS, Mesir, dan Qatar telah berupaya selama berbulan-bulan untuk memediasi diakhirinya perang, namun kesepakatan terbukti sulit dicapai. Proposal tersebut, kata Biden, juga mencakup dibangunnya Gaza Kembali di masa depan.

Di sisi lain, Hamas mengatakan, pihaknya siap untuk terlibat secara positif dan konstruktif. Namun, pejabat senior Palestina, Mahmoud Mardawi mengatakan kepada televisi Qatar bahwa pihaknya belum menerima rincian usulan tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat