PIKIRAN RAKYAT - Krisis baru mengguncang Armenia, beberapa saat setelah Perdana Menteri (PM) Nikol Pashinyan menandatangani perjanjian untuk mengakhiri konflik di Nagorno-Karabakh.
Dukacita dan frustrasi ditumpahkan ke jalan-jalan ibu kota Yerevan menyusul pengumuman perjanjian tersebut pada Selasa dini hari, 10 November 2020 lalu.
Kesepakatan damai mengakhiri konflik Nagorno-Karabakh itu memberikan keuntungan konsesi teritorial bagi Azerbaijan.
Baca Juga: Jadwal Lengkap UEFA Nations League Pekan Ke-6: Big Match Spanyol vs Jerman
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Aljazeera, perjanjian tersebut juga membuat penjaga perdamaian Rusia berada di daerah konflik, setidaknya untuk lima tahun ke depan.
Para demonstran dilaporkan menyerbu gedung dan kantor-kantor pemerintahan, kemudian keesokan harinya protes diselenggarakan oleh partai-partai oposisi Armenia.
Dalam aksi protes yang juga dihadiri oleh tokoh masyarakat kenamaan di Armenia, mereka menuntut PM Nikol Pashinyan untuk mundur dari jabatannya.
Baca Juga: Kemenangan Joe Biden Timbulkan 'Kepanikan' di Korut, Harga Bahan Makanan Naik Dua Kali Lipat
Dimulai dari Teater Opera, massa meneriakkan 'Nikol pengkhianat!' lalu mereka menuju gedung parlemen untuk menyerukan pemakzulan Pashinyan.