kievskiy.org

Dalam Dua Bulan, Sudah 136 Pasien Jalani Perawatan Akibat DBD di Cianjur

 Ilustrasi Nyamuk DBD.*
Ilustrasi Nyamuk DBD.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Sebanyak 136 pasien Deman Berdarah Dengue (DBD) harus menjalani perawatan di RSUD Sayang selama periode Januari-Februari 2020. Hingga saat ini, para pasien bisa tertangani karena segera dibawa ke fasilitas medis sebelum keadaan memburuk.

Berbeda dengan kasus DBD pada 2019 lalu yang ditangani RSUD Sayang, setidaknya ada empat pasien meninggal dunia dari total 520 orang yang dirawat. Direktur Utama RSUD Sayang Cianjur, Ratu Tri Yulia mengatakan, hal itu terjadi karena keempatnya dibawa dan dirawat saat keadaan parah bahkan ada beberapa orang sudah dalam kondisi shock.

“Jadi, empat pasien itu kondisinya memang sudah berat, tapi kebanyakannya berhasil sembuh setelah ditangani di RSUD Sayang," kata dia.

Baca Juga: Kepala Sekolah Bingung Bayar Gaji Guru Honorer

Ia pun bersyukur, karena pada awal 2020 ini tidak ada pasien yang meninggal dunia. Setidaknya, mereka hanya perlu dirawat selama 4-7 hari hingga sembuh. Bahkan, jika kondisi pasien baik, perawatan pun terkadang relatif lebih cepat.

Ratu terus mengingatkan, agar masyarakat lebih waspada terhadap maraknya penyakit DBD. Apalagi, saat ini Cianjur terbilang sering diguyur hujan dengan intensitas tinggi sehingga dapat dikatakan rentan DBD.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur mencatat ada sebanyak 23 orang yang terjangkit selama periode Januari-Februari 2020. Sedikit berbeda dengan data RSUD Sayang, dinkes mencatat sebanyak enam orang meninggal dunia dari total 643 orang yang terkena DBD pada 2019 lalu.

Baca Juga: Sempat Saling Bantu, Kiai dan Lima Santri Pondok Pesantren Al Lathifiyah Tewas Tenggelam

Ia menjelaskan, untuk meminimalkan jumlah penderita DBD, dinkes berusaha maksimal dengan mengoptimalkan kader juru pemantau jentik (Jumantik) di setiap wilayah untuk menekan perkembangbiakan nyamuk aedes aegepty.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat