kievskiy.org

Barter, Cara Bertahan Nelayan dan Petani Indramayu di Tengah Pandemi

NELAYAN dan petani melakukan barter hasil kerja keras mereka di Desa Tenajar, Kecamatan Kertasemaya, Indramayu, belum lama ini. Di tengah pandemi, mereka memutuskan untuk barter demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.*
NELAYAN dan petani melakukan barter hasil kerja keras mereka di Desa Tenajar, Kecamatan Kertasemaya, Indramayu, belum lama ini. Di tengah pandemi, mereka memutuskan untuk barter demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.* /GELAR GANDARASA/PR

PIKIRAN RAKYAT - Pandemi virus covid-19 yang tengah melanda seluruh dunia membuat perekonomian warganya memburuk tak terkecuali di Indonesia.

Mereka yang biasanya mencari nafkah sehari-hari, aktivitasnya harus beku sementara waktu ini akibat adanya pembatasan sosial demi mencegah penyebaran virus.

Guna bertahan hidup, tentunya tak mungkin untuk terus mengandalkan bantuan yang mungkin datangnya tidak konstan.

Baca Juga: Persib dalam Sejarah: Kesaksian Ajat Sudrajat Kerasnya Gemblengan Fisik Marek Janota

Di Kabupaten Indramayu, nelayan yang tergabung ke dalam Serikat Nelayan Indonesia (SNI) mencoba bertahan dengan kembali menerapkan sistem barter. Hasil tangkapan laut mereka tukar dengan bangan pangan lain.

Sistem tersebut sudah diterapkan di wilayah Desa Tenajar, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu. Nelayan SNI, melakukan barter dengan para petani yang tergabung ke dalam Paguyuban Tani Tenajar.

Sekjen Serikat Nelayan Indonesia (SNI) Budi Laksana mengatakan, bahan pangan yang dibarter tentunya memiliki nilai jual yang setara dan telah disepakati oleh kedua belah pihak.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Terharu Pasangan Lansia Kuras Tabungan Rp 500.000 demi Donasi

“Sehingga tidak akan merugikan salah satu pihak,” ungkap dia, Senin 11 Mei 2020.

Adapun bahan pangan yang ditukar seperti ikan dan beras. Dua komoditas pangan tersebut kata dia, cukup bernilai di pasar. Namun saat pandemi seperti ini, harga ikan merosot tajam karena sepinya pembeli. Hal itulah yang membuat nelayan pusing karena mereka kesulitan untuk membeli bahan pangan lain seperti beras dan sayuran.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat