kievskiy.org

Hukum Menjaga Emosi dan Lisan dalam Islam

Ilustrasi menjaga emosi dan lisan menurut ajaran Islam.
Ilustrasi menjaga emosi dan lisan menurut ajaran Islam. /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Secara alamiah, setiap individu telah memiliki dorongan dari dalam dirinya sejak dilahirkan. Dorongan-dorongan itu berfungsi menggerakkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

Namun, dorongan yang tak terkendali memungkinkan terjadinya kerusakan pada diri manusia dan lingkungannya bila tidak ada pengendalian emosi.

Sebagaimana berdasarkan pandangan dunia Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis, dan tentunya mengkaji sebagian fenomena manusia dalam hal ini adalah dorongan tidak sadar, konflik batin, dan pengendalian emosi manusia.

Manusia saat ini cenderung mudah tersulut emosi dan atas dorongan hawa nafsu, walaupun sifat alami dari dorongan nafsu selalu mengarah pada amarah yang buruk, tetapi apabila nafsu tersebut diberi rahmat oleh Allah, maka ia akan menjadi daya positif.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Kembali Tantang Haters, Petisi Pencekalannya Tembus 100.000 Tanda Tangan

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Yusuf 12:53, yakni:

"Sesungguhnya nafsu itu selalu menyerukan pada perbuatan buruk, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhannya."

Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik batin dalam dirinya yang dalam istilah umum dikenal sebagai dilema. Konflik batin ini melibatkan struktur kepribadian, dalam hal ini qalbu, akal, dan nafsu.

Bahkan, dengan membuat manusia mudah emosi hal itu menjadi alat bagi setan untuk membinasakan manusia adalah marah. Emosi ini bisa berupa tindakan sampai manusia lupa untuk menjaga lisannya.

Tentunya dengan cara ini, setan bisa dengan sangat mudah mengendalikan manusia. Karena amarah, orang bisa dengan mudah mengucapkan kalimat buruk, berkata jorok, mencaci maki, bahkan sampai kalimat talak yang membubarkan rumah tangganya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat