kievskiy.org

Kenapa Kiblat Umat Muslim Dipindah dari Masjid Al-Aqsa Palestina ke Ka'bah di Makkah?

Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah.
Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah. /Dok. Dirjen PHU Kemenag RI

PIKIRAN RAKYAT - Umat muslim saat ini memiliki kiblat yang menghadap ke Ka’bah di Masjidil Haram, Makkah. Namun ternyata, sebelum menghadap ke Ka’bah, kiblat umat muslim menghadap ke Baitul Maqdis atau Masjid Al-Aqsa di Palestina.

Pemindahan arah kiblat umat muslim dari Masjid Al-Aqsa ke Ka’bah itu terjadi saat pertengahan Bulan Syaban atau Nisfu Sya’ban. Lantas, kenapa arah kiblat umat muslim berubah menghadap ke Ka’bah?

Berdasarkan sejarahnya, perpindahan kiblat umat muslim dari Baitul Maqdis ke Ka’bah itu tak bisa dilepaskan dari sikap kaum Yahudi. Mulanya, sejak Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, ia melaksanakan salat dengan menghadap ke arah Baitul Maqdis. Hal itu dilakukan hingga kurang lebih selama 16 bulan.

Dikutip dari NU Online, alasan Nabi Muhammad SAW salat dengan menghadap ke Baitul Maqdis itu adalah untuk menghargai kaum Nasrani dan Yahudi. Pasalnya, mereka juga menghadap ke arah Baitul Maqdis saat beribadah. 

Baca Juga: Kenapa Orang Israel Mendiami Tanah Palestina?

Di satu sisi, niat mulia Rasulullah SAW itu justru dimanfaatkan oleh kaum Yahudi. Mereka melakukan berbagai hasutan dan rayuan untuk meyakinkan Rasulullah SAW agar terus beribadah menghadap Baitul Maqdis, sehingga bisa melupakan Baitul Haram (Ka’bah). 

Dalam sebuah riwayat, dikisahkan bahwa kaum Yahudi pernah berkata kepada Rasulullah SAW;

“Maka jika engkau itu benar-benar Rasul Tuhan, wahai Muhammad, hendaklah engkau berdiam di tanah suci itu (Baitul Maqdis) menurut jejak para Rasul Tuhan yang terdahulu daripada engkau,” katanya, dikutip dari situs NU Online pada Rabu, 8 November 2023. 

Rasulullah SAW pun tidak jatuh dalam rayuan kaum Yahudi tersebut. Rasulullah SAW justru selalu merasa rindu menunaikan salat dengan menghadap Ka’bah.

Baca Juga: Calon Dokter Gigi di Gaza Tewas Akibat Genosida Israel, Sempat Ucapkan Syahadat di Akhir Hayat

Setelah itu, Rasulullah SAW pun mengharapkan petunjuk dari Allah SWT. Peristiwa tersebut  tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 143 sampai 145, yang artinya;

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat