kievskiy.org

PeduliLindungi Sebenarnya Tak Dibutuhkan, TakPeduliDiskriminasi

Pengunjung memindai QR code melalui aplikasi PeduliLindungi sebelum memasuki bioskop di salah satu mal di Palembang, Sumatra Selatan, Selasa 21 September 2021.
Pengunjung memindai QR code melalui aplikasi PeduliLindungi sebelum memasuki bioskop di salah satu mal di Palembang, Sumatra Selatan, Selasa 21 September 2021. /Antara/Feny Selly

PIKIRAN RAKYAT - Niat dan tujuan yang baik belum tentu bisa diterima dengan baik di tengah masyarakat. Demikian juga ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk mengakses sejumlah fasilitas publik.

Tentu kita mengapresiasi upaya pemerintah dalam mengendalikan pandemi Covid-19. Namun, masih banyak masalah mendasar yang harus diselesaikan agar kebijakan ini berjalan efektif, tanpa ada diskriminasi.

Kita tentu sepakat jika penggunaan aplikasi ini bertujuan untuk membatasi mobilitas masyarakat di tengah pandemi yang belum selesai. Namun, di tengah gencarnya pemanfaatan aplikasi ini, keluhan masyarakat soal aplikasi ini pun semakin banyak.

Mulai dari aplikasi yang susah diakses, tidak bisa scan barcode, hingga kesalahan data yang tercantum di dalam aplikasi tersebut.

Baca Juga: Memahami Kafkaesque dengan Contoh Indonesia Hari Ini, Kalau Bisa Rumit Kenapa Harus Mudah?

Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, sebelumnya sempat mengkritik aplikasi PeduliLindungi yang menurut dia justru menyulitkan pemerintah.

Selain belum efektif karena sistem database belum terintegrasi, cakupan vaksinasinya juga belum 50 persen.

Menurut Dicky, masalah utama yang dihadapi Indonesia dalam menghadapi Covid-19 ada pada 3T yaitu testing, tracing, dan treatment.

Dicky mengatakan, jika 3T di Indonesia kuat, tidak perlu adanya aplikasi semacam PeduliLindungi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat