kievskiy.org

Ibu Bangsa

PENGIBARAN Bendera Indonesia di Jembatan Cisomang, Purwakarta.*
PENGIBARAN Bendera Indonesia di Jembatan Cisomang, Purwakarta.* /ANTARA

AHAD, 22 Desember siang, Bu guru Ola hanya tersipu ketika membaca pesan yang dikirim muridnya yang duduk di kelas 9, “Semoga kamu jadi ibu dari anak-anakku”.

Entah dari mana sang murid menemukan kata-kata yang sebenarnya hanya pantas diucapkan seorang pemuda kepada kekasihnya.

Alih-alih tersinggung dipanggil kamu, Bu Ola merespons niat baik muridnya dengan amat bijak, “Kamu lagi membayangkan, nanti punya anak dan sekolah di tempat kamu belajar sekarang, persis seperti kamu menjadi murid ibu hari ini, ya?” 

Sang murid hanya menjawab pendek, “Hehe”.

Momen hari ibu, yang sudah diperingati selama 91 tahun, dipahami secara meluas.

Baca Juga: Islam dan Nasionalisme, Wejangan Mbah Moen yang Kita Warisi

Peristiwa ini tidak lagi dikaitkan dengan peristiwa sejarah terkait perjuangan perempuan dalam merajut Indonesia merdeka, yang diawali Kongres Perempuan Indonesia dua bulan setelah Sumpah Pemuda, namun dilekatkan dengan peran ibu dalam berbagai dimensi.

Tak heran, pegawai lelaki mengucapkan selamat kepada pegawai perempuan, anak-anak pada ibunya, dan tentu saja, murid-murid kepada ibu gurunya.

Tak salah, kebajikan ibu omnipresent (serba hadir), bisa ditemui di mana-mana, dalam situasi apa pun.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat