kievskiy.org

Manajemen Demo yang Matang: Susun Skenario hingga Simulasi

Ilustrasi demonstrasi mahasiswa.
Ilustrasi demonstrasi mahasiswa. /Antara/Hafidz Mubarak A

PIKIRAN RAKYAT - Demonstrasi atau unjuk rasa, seringkali menjadi alat yang cukup efektif dalam menyalurkan aspirasi mengingat kemampuannya untuk menarik perhatian massa. Tetapi acap kali, aksi demo malah berujung dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuannya semula. Hal-hal yang berbau kekerasan sampai menimbulkan korban, menjadi sesuatu yang perlu mendapatkan perhatian semua pihak, agar bisa dicegah sehingga demonstrasi bisa mencapai tujuannya semula, sebagai alat penyalur aspirasi.

Sebagai sebuah kegiatan, demonstrasi tentunya memerlukan perencanaan yang betul-betul matang, bukan saja berkaitan dengan perizinan tetapi juga skenario di lapangan yang akan terjadi. Ibaratnya menyiapkan sebuah pertunjukan di atas panggung, maka demonstrasi yang dilakukan juga perlu demikian. Demonstrasi harus bisa menarik perhatian, tetapi jangan sampai menimbulkan hal-hal yang justru tidak diinginkan, untuk bisa melaksanakan hal ini maka perlu menerapkan manajemen demo.

Langkah terpenting dalam penerapan manajemen demo, yaitu membuat perencanaan. Perencanaan demo meliputi dua aktivitas utama, yaitu menyusun skenario demo dan melakukan simulasi. Skenario demo, berisi “jalan cerita” sebuah demo dari awal kegiatan sampai demo berakhir lengkap dengan pihak semua yang terlibat. Sementara simulasi merupakan kegiatan melakukan uji coba dari skenario yang sudah dibuat, baik dalam menyusun skenario maupun melakukan simulasi perlu melibatkan semua pihak yang akan terlibat dalam demo, termasuk aparat keamanan, petugas kesehatan, dst. 

Baca Juga: Kenaikan Harga Pangan: Hukum Penawaran atau Permainan Kartel?

Simulasi penting dilakukan mengingat situasi di atas kertas, bisa jadi akan berbeda jauh dengan kenyataan di lapangan. Di sinilah simulasi akan menolong untuk membantu memetakan situasi lapangan secara akurat dibandingkan hanya dengan berbekalkan skenario yang tidak pernah diujicobakan. Dengan mengetahui situasi lapangan secara akurat, hal-hal yang sebelumnya tidak diprediksi dapat dipetakan, sehingga demonstrasi dapat berjalan lancar sesuai dengan yang sudah direncanakan.

Untuk memastikan agar aksi demo dapat berjalan lancar sesuai dengan skenario yang sudah dibuat, maka dalam pelaksanaannya, hanya boleh melibatkan orang-orang yang memang berkepentingan seperti yang ada dalam skenario yang sudah diujicobakan. Ibarat sebuah pertunjukan maka, peserta yang ada di pentas ketika melaksanakan demonstrasi, seharusnya hanyalah orang-orang yang berkepentingan, semua harus menggunakan identitas, dan tidak sembarang orang boleh masuk tanpa “tiket.”

Setelah demo dilaksanakan, maka tahap terakhir yang perlu dilakukan sebagai bagian dari manajemen demo yaitu evaluasi. Ada dua hal penting yang perlu menjadi bahan evaluasi, yaitu keefektifan dalam menyampaikan aspirasi, yang bisa dilihat dari sejauh mana aspirasi yang disampaikan mendapatkan respon dari pihak yang bersangkutan segera setelah aksi demo selesai. Kedua, berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan demonstrasi, apakah aksi berjalan lancar dan aman sesuai dengan skenario yang sudah dibuat. Melalui penerapan manajemen demo, tujuan demo dalam menyalurkan aspirasi dapat tercapai, sebaliknya hal-hal yang tidak diinginkan dapat dicegah sehingga efektifitas demo meningkat.***

Penulis adalah Yudha Nata Saputra, Dosen Pascasarjana STT Cipanas, alumnus S-3 Manajemen Pendidikan Uninus.

Disclaimer: Kolom merupakan bentuk komitmen Pikiran Rakyat memuat opini atas berbagai hal. Artikel ini bukan produk jurnalistik tetapi murni merupakan opini kolumnis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat