kievskiy.org

Mengimplementasikan Bangga Buatan Indonesia dengan Kerja Cerdas dan Rasional

Ilustrasi ekonomi Indonesia.
Ilustrasi ekonomi Indonesia. /Freepik

PIKIRAN RAKYAT - Kritik pedas guna memprioritas produksi dalam negeri ketimbang impor kembali dilontarkan oleh Presiden Joko Widodo saat memberikan pengarahan dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta,14 Juni 2022.

“Maaf kita ini pintar-pintar, tapi kalau caranya seperti itu, bodoh sekali kita. Saya harus ngomong apa adanya. Ini APBN loh, ini uang APBD loh, namun belinya produk impor. Nilai tambahnya yang dapat negara lain, lapangan kerja yang dapat orang lain, apa nggak bodoh kita ini?”, ujar Jokowi.

Ini setidaknya tercatat sebagai kegeraman presiden yang kedua kali, setelah sebelumnya, 24 Maret lalu, di Antambua, Nusa Tenggara Timur, menyesalkan alat-alat pertanian yang dibeli oleh Kementerian Pertanian, seperti traktor, yang sesungguhnya bukan merupakan teknologi tinggi (high tech), namun pengadaannya dilakukan secara impor.

Semua pemangku kepentingan tentu wajib melaksanakan instruksi Presiden Jokowi dimaksud sehubungan hal tersebut merupakan hal yang tepat dan benar. “Aku Cinta Buatan Indonesia” harus dijewantahkan secara nyata dalam praktik sehari-hari bukan sekadar jargon atau slogan semata.

Baca Juga: Pemimpin Bermental Feodal, Petruk pun Bisa Jadi Raja

Kerja cerdas dan rasional dengan mengutamakan produk karya anak bangsa daripada impor tentunya menjadi hal yang logis guna penyelamatan ekonomi makro Indonesia dari potensi ancaman krisis pangan, energi, sampai laju inflasi yang mulai menjadi momok yang menakutkan bagi dunia internasional.

Kita wajib memanfaatkan segala sumber daya yang terkandung di bumi nusantara guna menciptakan nilai tambah tinggi (high value added), di mana merupakan keniscayaan dapat menciptakan kestabilan perekonomian di republik ini.

Regulasi Berbasis Teknologi

Kiwari, semua pihak wajib berhemat, efisien, guna menciptakan dan menjaga kestabilan perekonomian makro.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat