kievskiy.org

Pahami Konteks Pernyataan Singapura dan Kepulauan Riau Milik Malaysia, Jangan Asal Marah

Bendera Malaysia.
Bendera Malaysia. /Pixabay/Engin_Akyurt

PIKIRAN RAKYAT - Pekan lalu, sebagian publik Indonesia—terutama mereka yang bergiat di media sosial—geram terhadap mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.

Kegeraman itu bermula dari pemberitaan media yang menyitir secara “apa adanya” politisi senior negeri jiran tersebut.

Banyak media, terutama yang berasal dari Indonesia, menyitir sepenggal ucapan Mahathir Mohamad, yakni “Malaysia Harus Klaim Kepulauan Riau dan Singapura”.

Hasilnya dapat ditebak, banyak netizen Indonesia yang meluapkan kemarahan. Apalagi, kita tahu, dalam banyak hal, “semangat nasionalisme” kita tiba-tiba bakal meningkat drastis apabila berurusan dengan Malaysia.

Baca Juga: Menjual Agama Seperti yang Dilakukan Holywings Adalah Kebodohan Alih-Alih Kekhilafan

Entah itu urusan olahraga, makanan, atau kesenian. Apalagi, ini: Mahathir Mohamad menyinggung soal kedaulatan wilayah Indonesia. Sudah barang tentu “dirujak”.

Kita selalu saja mengabaikan konteks yang berada di balik pernyataan itu. Bahkan mungkin, kita sama sekali tak peduli akan konteks tersebut.

Bagi kita, memperlihatkan kemarahan harus didahulukan terhadap siapa pun yang “mencoba mengusik kedaulatan negara ini”.

Padahal, jika memahami konteks yang melatarbelakangi kehadiran pernyataan itu, kita akan tahu bahwa Mahathir Mohamad sama sekali tidak mendesak Pemerintah Malaysia merebut Kepulauan Riau (dan Singapura), sebagaimana kita tafsirkan (hanya) melalui judul berita banyak media di negeri ini.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat