kievskiy.org

Satukan Langkah Cegah HIV Tetapi Ibu dan Anak Terus Tertular

Ilustrasi pengidap HIV AIDS.
Ilustrasi pengidap HIV AIDS. /Reuters

PIKIRAN RAKYAT - Hari AIDS Sedunia (HAS) setiap tahun diperingati setiap 1 Desember, dimulai pada 1988. Pada saat itu, kasus HIV AIDS di dunia masih belum meluas seperti sekarang.

Sampai hari ini dicatat oleh WHO, kasus AIDS di dunia diperkirakan 38,4 juta orang. Indonesia dalam laporan Kementerian Kesehatan sampai Mei 2022 terdeteksi sebanyak 473 ribu orang dengan HIV (ODHIV) yang masih hidup sekitar 397 ribu.

Menurut estimasi jumlah ODHIV sebesar 543 ribu. Masih ada sekitar 70.000 orang yang belum diketahui.

Jika kalau penularan terus terjadi, tidak mustahil jumlah orang yang terinfeksi HIV melebihi 600 ribu orang. Akibatnya semakin banyak ODHIV yang belum diobati.

Saat ini Indonesia berada di urutan ke 16 kasus HIV di dunia. Dan urutan pertama di ASEAN. Kalau berdalih bahwa Indonesia penduduknya besar dan dimaklumi jika kasus HIV jumlahnya tertinggi di ASEAN.

Tentunya hal tersebut tidak sepantasnya diutarakan sebagai alibi untuk menjelaskan kegagalan pengendalian HIV di Indonesia.

Peringatan HAS tahun 2022 dilaksanakan oleh Kementrian Kesehatan dengan menggelar parade sambutan dan dialog publik. Namun sangat disayangkan Menteri Kesehatan tidak menghadiri acara penting tersebut dan hanya diwakili oleh Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DR.dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS.

Acara HAS diawali dengan penjelasan situasi epidemi AIDS di Indonesia oleh Country Director UNAIDS Indonesia Krittayawan Boonto. Dalam uraiannya Tina Boonto mengungkap masih terjadi ketidaksetaraan gender dalam program penanggulangan AIDS. Termasuk ketidaksetaraan yang dihadapi oleh populasi kunci, dan ketidaksetaraan antara anak-anak dan orang dewasa, ketidaksetaraan ODHIV yang di kota dan di desa.

Nasib anak-anak dan perempuan dengan HIV tidak pernah secara serius ditangani. Apalagi anak-anak dan perempuan yang di desa.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat