kievskiy.org

Pilpres 2024, Selera Rakyat Harus Dinaikkan Agar Terpilih Pemimpin Berkualitas

Ilustrasi Pemilu 2024.
Ilustrasi Pemilu 2024. /Antara/Andreas Fitri Atmoko

PIKIRAN RAKYAT - Tiga menu telah tersaji di Pilpres yang akan dilaksanakan Februari 2024. Rakyat boleh memilih komposisi yang ada sesuai seleranya. Mana yang banyak dipilih, itulah selera rakyat bangsa ini. Marketing pun sudah mulai sibuk menjajakan dagangannya. Pilih kelir acak corak mulai didengungkan. Yang penting, jangan geuleuh kalau tidak bogoh, apalagi membangun kebencian.

Boleh jadi, banyak cara dipergunakan dengan tujuan bisa dipilih mayoritas rakyat untuk selanjutnya terserah saya. Figur yang diperkirakan memiliki aura positif mulai diincar untuk bisa mendagangkan menu yang dimilikinya. Patron politik bisa terancam luntur.

Jajak pendapat pun terus digulirkan untuk memengaruhi rakyat akan popularitas pasangan yang ada. Boleh jadi, rakyat sudah mulai menimbang bahkan bisa jadi ada yang sedang dibuatnya bingung.

Baca Juga: Pemilu dan Hoaks PKI, Masih Seksi Sampai Hari Ini

Nawaetu

Ilustrasi Pemilu 2024.
Ilustrasi Pemilu 2024.

Selera rakyat terus dipelajari. Kekentalan kultur didekati melalui aspek yang sama. Demikian juga dari aspek keyakinan, pastilah mendapat bagian yang sama. Tidak heran bila nilai yang kental dipedomani kelompok rakyat tertentu, dari situlah petarung berangkat, bila kebutuhan mencuat, maka aspek tersebut digoreng dengan sejumlah bumbu masakan penyedap. Bisa jadi, dari selera kelompok sajadah sampai haram jadah menjadi bagian penting untuk digarap.

Strategi lolondokan agaknya mulai dirancang. Boleh jadi, 'jebakan Batman' pun sudah diperhitungkan. Namun, kemungkinan efek domino juga sedang dikalkulasi konsumennya.

Bisa jadi, sebagian waspada dan tidak percaya hasil survei yang mengambil ribuan untuk mencerminkan ratusan juta pemilih. Negosiasi pun mulai diantisipasi untuk memperoleh hidangan 'bintang lima' dengan harga 'kaki lima'.

Baca Juga: Kenapa ASN Punya Hak Pilih tapi Tetap Harus Netral di Pemilu 2024?

Semua yang dilakukan di atas tidak lepas dari faktor biaya politiknya. Kejujuran pun sudah mulai diintip. Pengakuan jujurnya akan dikomparasi dengan track recordnya selama ini.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat