kievskiy.org

Capres-Cawapres 2024 Perlu Tiru Sikap Rasulullah Dinginkan Suasana dan Rangkul Semua Pihak

Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto.
Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto. /Pikiran Rakyat/Waitmonk

PIKIRAN RAKYAT - “Kita lebih baik kehilangan nyawa daripada kehilangan wibawa. Kita adalah orang-orang yang paling layak menempatkan kembali hajar aswad.” Demikian kata pemimpin Bani Abdu al Dar, salah satu dari empat kabilah yang ikut serta dalam merenovasi Ka'bah.

Sebelum melaksanakan renovasi baitullah tersebut, mereka mendeklarasikan niat suci dan perdamaian. “Ini adalah bangunan suci. Niat dan perbuatan suci, menjauhi perdebatan, dan pertikaian harus menjadi fondasi utama dalam melaksanakan renovasi ini. Kita tak boleh menggunakan uang dari hasil mencuri, korupsi, prostitusi, dan penindasan terhadap hak asasi manusia.”

Setelah deklarasi tersebut, renovasi Ka'bah pun berjalan tanpa pertikaian dan perdebatan. Masing-masing kabilah mendapatkan kehormatan mengerjakan bagian dari bangunan suci tersebut.

Namun, ketika renovasi Ka'bah hampir rampung, muncul perdebatan yang hampir berujung dengan pertikaian. Penyebabnya, masing-masing dari mereka mengeklaim diri sebagai pihak yang paling layak menempatkan kembali hajar aswad, batu mulia yang berasal dari surga di salah satu sudut Ka'bah. Deklarasi damai, tenang, dan tertib pun mereka lupakan.

Baca Juga: Pilpres 2024, Selera Rakyat Harus Dinaikkan Agar Terpilih Pemimpin Berkualitas

Untunglah, seorang sesepuh yang disegani, Abu Umayyah bin al Mughirah al Makhzummy, segera melerai perselisihan tersebut. “Ingatlah kepada kesepakatan awal ketika kita akan merenovasi Ka'bah ini! Mengapa sekarang kalian nodai dengan perselisihan.”

Mereka pun kembali sadar dan melakukan musyawarah. Meskipun berjalan alot, mereka menyepakati, penempatan kembali hajar aswad akan diserahkan kepada orang yang pertama masuk Kakbah melalui pintu Safa pada pagi hari.

Masing-masing kabilah menempatkan orang kepercayaannya mengawasi orang yang pertama kali masuk Ka'bah dari pintu Shafa pada pagi hari. Setelah semua utusan melakukan pengawasan, mereka sangat bergembira ketika mengetahui orang yang pertama masuk Ka'bah dari pintu Safa itu Muhammad al Amin yang waktu itu berumur sekira 35 tahun.

Singkat cerita, setelah mengetahui persoalannya, Muhammad al Amin berkata, “Apakah kalian akan menerima semua keputusanku?” sebut Muhammad al Amin. “Apa pun keputusanmu, kami akan menerimanya, sebab kami yakin Anda akan jujur dan adil," kata mereka.

Kemudian, ia melepas kain serban, dan menghamparkannya di atas tanah. Ia mengambil hajar aswad dan meletakkannya di atas hamparan serban. Masing-masing pemimpin dari empat kabilah yang berselisih disuruh memegang satu sudut serban dan mengangkatnya bersama-sama. Setelah itu, ia mengembalikan hajar aswad ke tempatnya semula.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat