kievskiy.org

Seni Mengarungi Ombak

Seni Mengarungi Ombak.
Seni Mengarungi Ombak. /Dok. Hawe Setiawan

PIKIRAN RAKYAT - Ada tiga hal yang mendorong Suwarno Wisetrotomo untuk menulis buku Ombak Perubahan: Problem Sekitar Fungsi Seni dan Kritik Kebudayaan (2020).

Ketiganya adalah disrupsi di sektor industri, tumbuhnya generasi milenial, dan timbulnya pandemi. Guncangan, tuntutan, dan gangguan menggugah banyak orang, tak terkecuali pemerhati seni seperti Mas Warno, untuk memikirkan lagi apa yang sudah ajeg selama ini.

Sehari-hari penulis buku ini mengajar di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Cetusan pikiran yang melatari buku ini ini semula merupakan orasi dalam ulang tahun perguruan tinggi itu.

Baca Juga: Usai Dinyatakan Positif Covid-19, Trump Bakal Bekerja dari Rumah Sakit Militer

Dengan sendirinya, buku ini mengandung otokritik atas kedudukan, peran, dan kiprah lembaga pendidikan tinggi seni di Indonesia dewasa ini, terutama dalam hubungannya dengan perubahan global yang dilihat sebagai “ombak”.

Pada garis besarnya buku ini menyampaikan “kritik kebudayaan” itu sendiri. Pokok kritik ditekankan pada masalah fungsi sosial seni. Adapun medan seni di lingkungan kerja Mas Warno sehari-hari, di Yogyakarta dan sekitarnya, dijadikan sebagai titik tolaknya.

Seni dalam buku ini, meski cenderung memberat ke seni rupa, pada dasarnya berlingkup umum, menjangkau pula bidang teater, musik, dan lain-lain.

Baca Juga: Tuai Pro dan Kontra, Pilkada 2020 Disebut Mendagri Dapat Tekan Penyebaran Covid-19

Buku 202 halaman ini diperkaya dengan sejumlah foto, termasuk repro beberapa lukisan, dan tata letak isinya tidak membosankan. Cocoklah dengan bahasa sang penulis yang runtut, jernih, dan santun, kayak bahasa kepala sekolah atau rektor perguruan tinggi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat