PIKIRAN RAKYAT - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin buka suara soal tuduhan radikal yang dilontarkan Gerakan Antiradikalisme Institut Teknologi Bandung (GAR ITB) kepada dirinya.
Din Syamsuddin mengaku 'sangat tidak kaget' ketika dicap radikal oleh GAR ITB. Persoalan ini bermula dari keanggotaannya di Majelis Wali Amanat (MWA) ITB bersama sejumlah wakil masyarakat lain.
Di saat yang sama, GAR ITB berusaha menggembar-gemborkan kembali 'pertarungan ideologis yang bisa menjadi malapetaka bangsa'. Nama Din Syamsuddin kemudian ikut terseret.
GAR ITB mempersoalkan kritikan Din Syamsuddin terkait hasil pemilihan presiden 2019 (Pilpres 2019) yang dianggap mendiskreditkan lembaga negara, yakni Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca Juga: Bekasi Dikepung Banjir, PLN Cikarang Dirikan Dapur Umum, Makanan Dikirim Door to Door
Kepada Karni Ilyas, Din Syamsuddin menegaskan bahwa keanggotaannya di MWA ITB bukan muncul atas keinginan pribadi.
"Saya lupa sejak kapan, tapi untuk diketahui, saya (bergabung) atas undangan, karena Majelis Wali Amanat itu harus ada unsur masyarakat," kata Din Syamsuddin dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Senin 22 Februari 2021.
Menurut Din Syamsuddin, keanggotaan yang diterimanya sama dengan apa yang diterima Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj di Universitas Indonesia (UI).