kievskiy.org

Para Peternak Ayam Keluhkan Ulah Mafia dalam Memainkan Harga di Pasaran

FOTO ilustrasi peternakan ayam. *
FOTO ilustrasi peternakan ayam. * /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Peternak ayam keluhkan adanya segelintir orang yang memainkan harga secara nasional di pasaran. 

Hal ini mengakibatkan adanya lonjakan pada harga ayam di wilayah perbatasan sejak 22 Maret 2020 lalu. 

Abbi Angkasa Perdana Darmaputra, selaku Wasekjen DPP Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) mengatakan bahwa kini beberapa di beberapa daerah harga ayam mencapai Rp 7.000 per kgnya. 

Baca Juga: Cerita Korban Longsor di Cikakak Sukabumi, Mendadak Dengar Suara Gemuruh Saat Wudu

“Ironisnya di pasar becek dan di Supermarket harga masih Rp 30.000 dan tertinggi Rp 35.000. Di beberapa area seperti Bandung dan sekitarnya, harga ayam malah naik ke Rp 36.000 dan telur menjadi mahal,” kata Abbi dalam siaran pers yang diterima PRFMNEWS, Senin 6 April 2020. 

Para peternak pun merasa berduka terhadap kejadian ini. Mereka berharap seharusnya bukan mafia pasar yang bisa menikmati harga ayam murah, tetapi masyarakat. 

“Saya sedih melihat ini. Operasi pasar hanya omong kosong. Ditambah ketakutan Corona. Pasar yang buka tutup membuat harga dimainkan,” katanya.

Baca Juga: Berani Mudik ke Probolinggo? Siap-siap Dikarantina di Kos hingga Rusunawa Selama 14 Hari

Abbi pun menuturkan bahwa di beberapa lokasi sudah melakukan pemusnahan secara massal untuk ayam yang masih berumur tiga sampai sepuluh hari. 

Artikel ini sebelumnya telah tayang di PRFMNews.id dengan judul "Ada Mafia Harga Ayam Dibalik Corona, Peternak Pertanyakan Nasibnya"

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat