kievskiy.org

Nanomasker Buatan LIPI Bisa Saring Partikel Ukuran Kecil, Dikembangkan Ketika Wabah H5N1

ILUSTRASI orang menggunakan masker.*
ILUSTRASI orang menggunakan masker.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah telah menetapkan kewajiban bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk menggunakan masker tatkala terpaksa untuk beraktivitas di luar rumah.

Namun, tak semua masker dibuat sesuai dengan standar perlindungan kesehatan karena tidak bisa memproteksi diri dari partikel berukuran kecil. Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencoba mengatasi masalah itu dengan membuat masker berbahan nanokomposit atau dalam ukuran nano.

Peneliti dari kelompok penelitian nanoteknologi lingkungan Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) LIPI Muhamad Nasir menuturkan, nanomasker buatanya menggunakan bahan yang berukuran nano.

Baca Juga: Wabah COVID-19 Untungkan Produk-produk Jepang Berteknologi 'Touchless'

Dengan demikian bisa menyaring partikel berukuran kecil sehingga tidak terhirup oleh hidung. Berbeda dengan masker lain yangmenggunakan bahan berukuran mikro. Keunggulan lainnya, sirkulasi udara jadi lebih baik karena bahan nano yang digunakan.

Nanomasker telah dikembangkan sejak 2017 ketika wabah flu burung (H5N1) melanda diikuti dengan bencana asap kebakaran hutan dan polusi udara yang terus meningkat. Penelitian menggunakan skema pendanaan Insinas dari Ristekdikti. 

"Hasil riset terkait nanomasker ini telah dipatenkan dan sebagian juga telah dipublikasikan," kata Nasir melalui siaran pers yang diterima "PR", Selasa 14 April 2020.

Baca Juga: Jika Covid-19 Belum Reda, Opsi PON 2020 Ditunda Semakin Menguat

Meski demikian, nanomasker belum bisa diproduksi ke pasaran. Untuk menjualnya di pasaran, perlu beberapa tahapan proses yang perlu dilewati peneliti, mulai dari riset skala lab, perbesaran produk skala produksi, dan standarisasi produk sehingga laik industri. Sementara, di sisi lain, pengembangan nanomasker ini terkendala kelengkapan fasilitas uji yang terbatas serta pendanaan riset yang terbatas.

“Saat ini kemampuan untuk produksi nanomasker masih skala terbatas dan belum sampai kepada skala produksi industri,” ucap Nasir.

Sementara itu, Kepala LPTB LIPI Ajeng Arum Sari menambahkan, penelitian teknologi nanomasker yang dikembangkan Nasir merupakan penelitian panjang yang sudah dikembangkan sejak kurang lebih 3 tahun lalu. Nanomasker dapat menyaring partikel 2.5 PM (Particulate Matter). Ajeng berharap, nanomasker bisa terus dikembangkan sehingga dapat digunakan oleh tenaga medis.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat