kievskiy.org

Kondisi Pasar Lesu, Perajin Tahu di Kediri Putuskan Libur Produksi Dua Hari

Ilustrasi. Perajin tahu di Kediri berhenti produksi selama 2 hari.
Ilustrasi. Perajin tahu di Kediri berhenti produksi selama 2 hari. /pixabay/focusonpc pixabay/focusonpc

PIKIRAN RAKYAT – Masalah ketersediaan kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu kembali berulang.

Lonjakan harga kedelai impor yang kemudian menyebabkan kenaikan harga tahu dan tempe beberapa waktu belakangan.

Ancaman mogok produksi pun digaungkan para produsen atau perajin tahu dan tempe di beberapa wilayah di Indonesia. Tindakan tersebut menjadi pilihan mereka demi mengutarakan keresahan atas lonjakan harga kedelai.

Seperti halnya perajin Tahu Takwa GTT di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, memutuskan untuk meliburkan diri dalam beberapa hari ke depan dari aktivitas produksi tahu. Tak lain dan tak bukan, akibat harga kedelai yang mahal dan menurunnya penjualan di pasar.

Baca Juga: Alasan Indonesia Beli Rafale dari Prancis Dibongkar Gubernur Lemhannas, 'Tingkah' Rusia Jadi Sebab?

Saat ini harga kedelai di pasaran mencapai Rp11 ribu per kilogram.

"Kami memutuskan tidak produksi, pasarnya lesu. Kedua, harga kedelai juga mahal, daripada membuang tahu yang sudah jadi, kami tidak produksi dulu," kata pemilik CV Gudange Tahu Takwa (GTT) Gatot Siswanto di Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Rabu, 23 Februari 2022.

Gatot mengatakan rencananya pabrik tahu miliknya tidak akan memproduksi tahu dalam selama dua hari, terhitung mulai Rabu-Kamis (23-24 Februari 2022). Selain dirinya, tujuh mitra lainnya pun turut libur produksi.

"Saya tidak tahu perajin lainnya, mungkin sama, karena harga kedelai mahal, mereka tidak bisa naikkan harga. Kami naikkan Rp1.000, dan ini pas kebetulan pasar lesu. Jadi, kami libur sekalian dengan mitra libur. Ada tujuh mitra yang juga libur produksi semua," kata dia, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Kamis, 24 Februari 2022.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat