kievskiy.org

Isu Reshuffle Kabinet Kian Kencang, Mentan Syahrul Yasin Limpo Salah Satunya?

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pastikan ketersediaan pangan dalam kondisi aman dan tetap berproduksi selama masa pandemi Covid-19./ANTARA
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pastikan ketersediaan pangan dalam kondisi aman dan tetap berproduksi selama masa pandemi Covid-19./ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Rencana pergantian menteri atau reshuffle semakin kencang terkait kekecewaan Presiden Jokowi terhadap kinerja sejumlah anggota kabinetnya. Salah satu yang mendapat sorotan adalah Menteri Pertanian yang saat ini dipegang oleh Syahrul Yasin Limpo. Apa alasannya?

Anggota Komisi IV DPR Fraksi PDI Perjuangan Ono Surono mengaku merasa aneh ketika Mentan Syahrul Yasin Limpo tak dilibatkan dalam rencana Presiden Jokowi menjaga ketahanan pangan untuk menjadikan Kalimantan Tengah sebagai kawasan food estate atau lumbung pangan alternatif di luar Jawa menuai tanda tanya.

Tidak adanya Menteri Pertanian dalam jajaran menteri rombongan, yang tugas pokoknya menjaga ketahanan pangan lewat produksi pertanian dinilai menunjukkan kekecewaan Presiden Jokowi terhadap Mentan Syahrul Yasin Limpo.

Baca Juga: Wisudawan Unand Lakukan Wisuda Online di Puncak Gunung Marapi, Lakukan Persiapan Seminggu

Pasalnya, jajaran menteri yang diutus adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, hingga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Mentan Syahrul Yasin Limpo tidak ada.

Ono mengatakan, seharusnya Kementan dilibatkan karena memiliki analisis terkait dengan lahan rawa atau gambut yang ada di Kalimantan apakah bisa ditanami oleh padi atau tanaman pangan lainnya. Ia menduga presiden sudah menilai mengenai program cetak sawah baru kurang maksimal meski itu merupakan tupoksinya Kementan.

Ono tidak menampik kemungkinan tidak dilibatkannya Syahrul Yasin Limpo adalah karena kinerjanya kurang bagus.

Baca Juga: Pandemi Berpotensi Seret Indonesia ke Jurang Resesi, AI Bisa Dongkrak Rendahnya Kebiasaan Menabung

“Ya bisa jadi seperti itu. Bisa juga karena kemarin kurang berhasil dalam mencetak sawah baru. Kedua, mungkin anggaran di Kementan tidak ada. Ketiga, bisa karena kemampuan Kementan sendiri yang kurang maksimal terkait dengan infrastruktur pertanian. Jadi itu mungkin yang jadi pertimbangan presiden,” kata Ono.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat