PIKIRAN RAKYAT – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengingatkan pihak sekolah di daerah yang kini menerapkan jam masuk sekolah pukul 5 pagi untuk selalu memperhatikan aspek keamanan siswa didiknya. Hal tersebut dilakukan agar terhindar dari berbagai risiko yang mengancam.
“Lebih banyak (perhatian) dari segi keamanan, semisal anak yang harus berjalan cukup jauh dari rumah ke sekolah. (Belum lagi) kita semua tahu kalau di daerah juga ada risiko lain misalnya sebagian anak harus naik jembatan gantung dalam kondisi yang sangat gelap,” kata Siti Nadia Tarmizi selaku Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik (Karokomyanlik) Kemenkes RI di Jakarta dikutip dari Antara pada Kamis, 2 Februari 2023.
Di luar faktor keamanan, Siti juga mengimbau agar pihak sekolah memantau pola makan tiap-tiap muridnya, setidaknya dilakukannya gerakan atau sosialiasi Aksi Bergizi di lingkungan sekolah.
Aksi Bergizi merupakan gerakan yang menyerukan kegiatan sarapan bersama di lingkungan sekolah dengan nilai tambah berupa edukasi gizi yang bersifat multi-sektor. Hal ini bertujuan untuk mempromosikan asupan makan yang sehat juga bergizi baik bagi si anak.
Baca Juga: Menag Yaqut Soal Kasus Penganiayaan yang Dilakukan Mario Dandy: Semua akan Diserahkan ke Pengadilan
“Dengan gerakan ini kita berharap minimalnya dalam seminggu satu kali (si anak) melakukan sarapan bersama di sekolah dan anak juga jadi tau dan mengenal mana makanan yang baik untuk dirinya,” kata Siti.
Aksi Bergizi ini, menurut Siti, dapat dimulai dari sekolah, dengan proses melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan juga melibatkan Puskesmas setempat.
Dalam konteks ini pihak puskesmas akan berperan dalam memberikan edukasi dan ilmu parenting mengenai makanan dan gizi anak untuk mencegah stunting.
Selain pihak sekolah, menurut Siti orang tua harus berperan dalam menghadapi situasi masuk sekolah jam masuk pagi ini. Baik itu terkait aspek keamanan murid atau anaknya yang masuk sekolah pukul 5 pagi termasuk juga gizi si anak.