kievskiy.org

Kisah Konferensi Mahasiswa Asia Afrika yang Berlangsung di Bandung pada 1956

Konferensi Mahasiswa Asia Afrika di Bandung, 30 Mei 1956.
Konferensi Mahasiswa Asia Afrika di Bandung, 30 Mei 1956. /Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dari hibah Yayasan Idayu.

PIKIRAN RAKYAT - Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada 18-24 April 1955 tak hanya mengikat solidaritas negara-negara dari kedua benua tersebut. Semangat konferensi tersebut juga menjalar di kalangan mahasiswa hingga memunculkan Konferensi Mahasiswa Asia Afrika (KMAA) di tempat yang sama pada tahun berikutnya.

Pernyataan tegas muncul dari Wakil Presiden Moh Hatta dalam pemberitaan halaman utama koran Merdeka, Rabu 16 Mei 1956 dengan mengutip Antara. "Menggagalkan Konp. Mahasiswa A-A pengchianatan thd hasil Kon. AA."

Demikian tajuk berita yang merupakan amanat Hatta saat berpidato dalam resepsi pembukaan konferensi Mahasiswa Antar Indonesia di Asrama Rawamangun Jakarta. Pernyataan Hatta terbilang tegas dan menunjukkan dukungan penuh terhadap kegiatan tersebut.

Baca Juga: Tujuan Berdirinya Museum Konferensi Asia Afrika di Bandung: Jadi Saksi Sejarah hingga Kerja Sama Antarbangsa

Selain itu, Hatta juga menyebutkan para mahasiwa yang menerima kegagalan konferensi mahasiswa tersebut juga sebagai bentuk pengkhianatan terhadap hasil KAA.

Musabab apa yang menyebabkan sosok wakil presiden yang kalem dan tak banyak omong itu tampak memandang penting betul kegiatan tersebut hingga menyebut segala bentuk kegagalan menggelarnya merupakan pengkhianatan KAA? Pernyataan lanjutannya di koran tersebut menunjukkan ia memandang KMAA peristiwa sejarah paling besar bagi kehidupan mahasiswa di Indonesia dan umat manusia.

Hatta mengatakan, KAA yang berlangsung setahun sebelumnya merupakan salah satu demonstrasi persatuan menentang kolonialisme yang sangat hebat. Tak ayal, KMAA juga menjadi momen menggalang persatuan mahasiswa Asia Afrika.

Baca Juga: Peringati 68 Tahun Konferensi Asia-Afrika, Museum KAA Bandung Gelar Jamuan Teh Petang Bersama Saksi Sejarah

"Hendaknja para mahasiswa bisa mendjadi tuan rumah jang baik, dan bisa menjingkirkan pertentangan2 jang mungkin timbul." Hatta juga menekankan prinsip ko-eksistensi menjadi pegangan KMAA. Prinsip tersebut terbilang prinsip khas KAA tentang peaceful co-eksistence, yakni hidup berdampingan secara damai.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat