kievskiy.org

Tanggapi Kasus Peneliti BRIN, DPR: Ujaran Kebencian yang Mendegradasi Keilmuan

Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi.
Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi. /ANTARA/Melalusa Susthira K.

PIKIRAN RAKYAT – Menanggapi kasus ancaman pembunuhan yang dilontarkan peneliti BRIN, Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi mengutuk keras sikap tersebut. Ia menilai sikap peneliti AP Hasanuddin merupakan bentuk ujaran kebencian yang dapat mendegradasi keilmuan.

“Sebagai Ketua Komisi VIII DPR RI yang membidangi agama dan sosial, saya sangat mengutuk setiap sikap dan tindakan atas nama intelektualitas yang mendegradasi satu kebenaran lain sebagai produk dari sebuah metode ilmu yang diakui dengan ujaran kebencian, yang dapat merusak tatanan sosial keagamaan dan kemasyarakatan,” ujar Ashabul dikutip dari Antara pada 25 April 2023.

Ashabul Kahfi pun meminta peneliti BRIN tersebut untuk meminta maaf secara terbuka kepada warga Muhammadiyah. Selain itu, ia ingin yang bersangkutan meningkatkan kapabilitas intelektualnya dengan akhlak kearifan dan kebijaksanaan.

Baca Juga: Kronologi Kasus Peneliti BRIN AP Hasanuddin Ancam Warga Muhammadiyah, Kini Dilaporkan ke Polisi

Menurutnya, perbedaan penentuan awal Ramadhan dan Syawal menggunakan metode hisab dan rukyat telah mendapat legitimasi kuat dalam agama. Implementasinya dikembalikan kepada keyakinan penganut masing-masing tanpa perlu menihilkan pendapat pihak lainnya.

“Puncak intelektualitas bukan pada kemampuan untuk mencaci dan menyerang mereka yang berbeda dengan kita. Namun, bagaimana menerima perbedaan dari sebuah proses ijtihad dalam koridor keilmuan yang ilmiah berdasarkan dalil-dalil yang teruji kebenarannya,” kata Ketua Komisi VIII DPR RI tersebut.

Berkaca dari kasus ini, pria yang berasal dari fraksi PAN tersebut tak lupa mengajak masyarakat untuk tetap menjaga kerukunan dan menghindari ujaran SARA, terlebih menjelang tahun politik 2024.

Baca Juga: Arsul Sani Soal Kasus Peneliti BRIN AP Hasanuddin: ASN Tak Ubahnya Seorang Preman

Selain Ketua Komisi VIII, anggota DPR dari Komisi III Arsul Sani juga merasa ancaman yang dilontarkan AP Hasanuddin tidak pantas dilakukan oleh orang yang notabene berasal dari kalangan intelektual. Meski peneliti BRIN tersebut sudah minta maaf, Arsul menyebut kasus ini sebagai pelajaran bagi aparatur sipil negara (ASN) agar lebih beretika di media sosial.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat