PIKIRAN RAKYAT - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan pembinaan siswa Al Zaytun bukan perkara sederhana. Hal ini menyusul saran alternatif dari Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, tentang pembinaan alih-alih pembubaran pondok pesantren yang dipimpin Panji Gumilang tersebut.
Polemik Al Zaytun masih hangat jadi perbincangan. Bahkan sejumlah protes dan aksi turun ke jalan masih dilakukan beberapa pihak kontra. Untuk itu, belakangan Ma'ruf Amin ikut berkomentar. Wapres RI menyebut adanya kemungkinan batalnya pembekuan izin dengan opsi pembinaan sebagai penggantinya.
Ridwan Kamil menilai, pembinaan Ponpes Al Zaytun yang dirujuk Ma'ruf Amin lebih kepada keterlibatan dominan dari Kementerian Agama (Kemenag). Namun, santri yang akan diambil alih ini, kata dia, bukan perkara gampang, sehingga tak bisa dilaksanakan dalam waktu singkat dan instan.
"Pesantrennya sendiri akan dibina itu artinya akan diambil alih oleh Kemenag. Hanya butuh waktu untuk mengurus 7.000-an siswa, tidak sesederhana itu kan," kata Ridwan Kamil, Kamis, 6 Juli 2023.
Baca Juga: Kabar Hukum Eks Bupati Langkat Pelaku Kerangkeng Manusia, Sidang Perdana TPPO Siap Terlaksana
Dengan demikian, Ridwan Kamil menargetkan rampungnya proses ambil alih setidaknya dapat selesai sebelum tahap penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Al Zaytun. Menurutnya, pembinaan dan pengambilalihan perlu memperhatikan betul banyak hal, seperti kualifikasi dan asal-usul pengajar, dalam rentang waktu selama PPDB.
"Sehingga pada saat masuk sekolah itu urusan Al-Zaytun sudah selesai," ucap Ridwan Kamil.
"Intinya harapan masyarakat akan terwujud. Ada ketenangan, tidak ada kontroversi, yang diduga, dipersepsikan sumber dinamika bisa dikelola diambil alih negara," katanya, menegaskan.
Alasan Pembinaan sebagai Pengganti Pembubaran
Baca Juga: Sejumlah Objek Pajak di Cimahi Dipasang Spanduk Peringatan Akibat Tak Kunjung Lunasi Tunggakan