kievskiy.org

Asap Rokok Sumbang Polusi Udara

Ilustrasi polusi udara di Jakarta.
Ilustrasi polusi udara di Jakarta. /Antara/Aditya Pradana Putra

PIKIRAN RAKYAT - Kualitas udara di Indonesia tengah jadi sorotan, terutama kota-kota besar seperti Jabodetabek. Diketahui, sejak beberapa waktu lalu kualitasnya terus menurun karena polusi udara.

Hal ini menjadi topik hangat pembicaraan karena berdampak pada penurunan kualitas kesehatan masyarakatnya. Kunjungan pasien ke fasilitas kesehatan karena gangguan saluran pernafasan jadi meningkat.

Di tengah kondisi polusi udara di luar ruangan yang buruk, juga diperparah dengan polusi udara dalam ruangan seperti dari asap rokok. Situasi ini pun kerap disebut double kill polusi udara.

Ketua Komite Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Dampak Polusi Udara, Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K). menjelaskan definisi udara yang sehat yakni yang tidak mengandung polutan melebihi standar ambang baku yang sudah ditetapkan. Jika jumlahnya melebihi standarnya, maka kualitas udara bisa dikatakan tidak sehat bagi tubuh.

Baca Juga: Curahan Hati Jonathan Latumahina, David Ozora Alami Kemunduran Intelektual dan Harus Terus Jalani Terapi

"Sebenarnya polutan itu ada di luar ruangan dan nilainya bervariasi. Jika masih di bawah ambang batas, masih sehat. Namun jika melebihi batas yang ditentukan sudah tidak sehat," ujar Agus saat menjadi pembicara dalam Siaran Sehat bersama dr. Reisa yang disiarkan oleh saluran resmi Kemenkes RI pada Minggu, 3 September 2023.

Dalam siaran yang bertajuk Kenali Double Kill Polusi dan Asap Rokok itu Agus menjelaskan beberapa bahan polutan. Ada yang berbentuk gas seperti SO2, nitrit oksida, ozon, atau karbon monoksida. Ada juga yang berbentuk partikel yang disebut partikulat matter (PM).

Masing-masing bahan tersebut memiliki standar dalam udara yang diukur per meter kubik selama 24 jam. Misalnya untuk PM 2.5 standarnya 15 mikrogram, ozon 100 mikrogram, nitrit oksida 25 mikrogram, dan karbon monoksida 4 mikrogram.

Jika dilihat dari data dan angka, kualitas udara dibagi dalam kategori sehat, tidak sehat, berbahaya, dan sangat berbahaya. Tapi, kata Agus, bisa juga menggunakan visual scale alias dengan pandangan kita dengan hanya melihat kondisi udara di sekitar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat