kievskiy.org

Lain Dulu Lain Sekarang, Kampanye Pengerahan Massa Dinilai Sudah Usang

Ilustrasi kampanye.
Ilustrasi kampanye. /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Bak pesta rakyat lima tahunan, masa-masa kampanye jelang pemilihan umum biasanya merupakan momen meriah yang ditunggu sebagian kalangan masyarakat. Tak hanya berpusat di tanah-tanah lapang maupun gedung yang sudah ditetapkan sebagai pusat kampanye, berbagai ruas jalan juga tak luput menjadi ‘sasaran’ para simpatisan partai untuk ‘berpesta’.

Lain dulu, lain sekarang. Rupanya, perkembangan teknologi internet juga berdampak nyata terhadap kampanye politik. Strateginya lebih banyak berubah, dari kampanye tradisional arak-arakan di jalan dan pengerahan massa, dan bertransformasi ke media sosial.

Pakar Politik yang juga merupakan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran Prof. Dr. R. Widya Setiabudi Sumadinata mengatakan, pada musim kampanye kali ini, memang ada perubahan dalam teknis dan metode yang banyak digunakan para capres dan caleg. Mereka tampak jauh lebih aktif menggunakan teknologi digital, dibandingkan musim-musim sebelumnya.

“Menariknya lagi, mereka mulai juga memanfaatkan budaya populer yang akrab dengan generasi milenial, yang jumlahnya meningkat signifikan pada pemilu sekarang. Termasuk memperagakan gimmick, dan tampilan-tampilan yang lebih informal. Saya kira ini bagus sebagai alternatif dan inovasi metode kampanye,” kata Widya kepada Pikiran Rakyat, Selasa, 9 Januari 2024 sore.

Baca Juga: Laporan Awal Dana Kampanye: Pengeluaran PDIP Rp115 Miliar, PSI Rp180 Ribu

Jika pada musim-musim kampanye sebelumnya banyak dilakukan pengerahan massa yang masif, atau bahkan ada pawai dan konvoi di jalan raya yang membuat macet, kini batasan-batasan yang ditetapkan KPU jauh lebih detail dan spesifik.

“Pengerahan massa memang masih ada, tetapi para paslon (capres-cawapres) dan tim kampanyenya sepertinya punya alternatif lain yang dianggap cukup efektif menarik perhatian calon pemilih,” ujar Guru Besar Bidang Keamanan Global yang pada debat capres ketiga kemarin juga ditunjuk sebagai salah satu panelis ini.

Widya menyebutkan, ada kelebihan-kelebihan dari kampanye digital dibanding kampanye konvensional. Selain bisa lebih efisien, juga efektif dan tepat sasaran jika didasari data yang kuat. Artinya, siapa target pemilihnya, harus tepat.

“Riset di bidang marketing juga memperkuat pendapat ini. Ada pergeseran market trend dalam transaksi perdagangan. Ini juga paralel dengan kebiasaan para calon pemilih untuk mencari informasi tentang capres-cawapres atau caleg,” ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat