kievskiy.org

Anies Bakal Lenyapkan 'The Power of Ordal' di Tempat Kerja: Promosi Berdasarkan Prestasi, bukan Koneksi

Anies Baswedan.
Anies Baswedan. /Pikiran Rakyat/Fian Afandi

PIKIRAN RAKYAT - Capres Nomor Urut 1, Anies Baswedan tampaknya bakal melakukan perombakan besar-besaran dalam regulasi kerja di Indonesia. Salah satunya adalah menyingkirkan kekuatan orang dalam (ordal) ketika proses kenaikan jabatan.

Dia menegaskan, promosi atau kenaikan jabatan harus dilihat berdasarkan kinerja karyawan. Jangan sampai, orang yang berprestasi kalah dengan karyawan yang memiliki ordal.

"Ketika sudah kerja, kami ingin Indonesia mendasarkan pada meritokrasi. Apa meritokrasi itu? Artinya, prestasi menentukan promosi. Prestasi, yang berprestasi yang dapat promosi, yang dinaikkan jabatannya, posisinya. Jangan promosi berdasarkan koneksi," kata Anies Baswedan di acara Desak Anies di Ambon, Maluku, Senin 15 Januari 2024.

Menurutnya, budaya kerja seperti itu membuat orang-orang berprestasi yang berasal dari keluarga tanpa latar belakang istimewa akan sulit memiliki jenjang karier. Sehingga, 'aturan tak tertulis' itu akan dimusnahkan jika dia terpilih menjadi Presiden.

"Kalau gak punya ordal gak naik-naik, repot kita. Lah kalau yang anak dari bukan anak siapa-siapa, dari pulau yang jauh, gimana dapat kesempatan untuk maju?" ucap Anies Baswedan.

"Jadi, kami akan revisi aturan-aturan yang menghambat meritokrasi dan kita akan siapkan hotline laporan kalau ada tindakan-tindakan yang tidak meritokratik," ujarnya menambahkan.

Dengan begitu, Indonesia diharapkan akan menganut sistem kerja meritokrasi. Meritokrasia dalah bentuk sistem yang memberikan penghargaan lebih kepada mereka yang berprestasi atau berkemampuan.

"Jadi dengan begitu, maka kita berharap meritokrasi ini kembali menjadi bagian dari Indonesia. Utamanya di mana? satu, di pemintahan, dua, di TNI-Polisi, tiga, di BUMN. Itu yang ada kendali pemerintah, jangan sampai di BUMN Tidak ada meritokrasi tapi koneksi," tutur Anies Baswedan.

"TNI begitu, TNI-Polisi mereka punya sistem meritokrasi yang luar biasa. Penilaian dari sejak mereka di akademi, jangan sampai sistem yang sudah baik itu dirusak oleh koneksi-koneksi," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat