kievskiy.org

Wamenkominfo Bicara Soal Kecerdasan Buatan dan Jurnalisme di HPN 2024: AI Sedang Coba Baca Intuisi Manusia

Wamenkominfo Nezar Patria dalam Konvensi Nasional Media Massa, HPN 2024 di Jakarta pada Senin, 19 Februari 2024.
Wamenkominfo Nezar Patria dalam Konvensi Nasional Media Massa, HPN 2024 di Jakarta pada Senin, 19 Februari 2024. /YouTube.com/ Dewan Pers Official

PIKIRAN RAKYAT - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria membahas soal Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan kaitannya dengan jurnalisme saat menghadiri acara Konvensi Nasional Media Massa pada hari ini, Senin, 19 Februari 2024. Dalam acara yang digelar untuk memperingati Hari Pers Nasional atau HPN 2024 itu, Nezar Patria mengatakan bahwa saat ini jurnalisme sedang berada di persimpangan jalan.

Ia pun menyinggung soal keputusan etis yang biasa diambil oleh para pekerja di bidang jurnalisme.

“Ada beberapa hal yang sangat substansial dan mendasar. Jurnalisme berada di persimpangan jalan hari ini. Pertama, tentang faktor manusia di dalam membuat keputusan-keputusan, apa yang yang boleh di-publish dan yang tidak boleh di-publish, keputusan etis,” katanya, dikutip dari YouTube Dewan Pers Official, Senin, 19 Februari 2024.

Terkait dengan persoalan keputusan etis, Nezar Patria menyebut bahwa AI sedang berupaya memiliki hal tersebut sehingga bisa membuat berita yang etis.

Baca Juga: Tito Karnavian Serukan Pers Awasi Penghitungan Suara Pemilu di HPN 2024

“Apakah mesin bisa menggantikan manusia? Sisi etis ini mungkin akan menjadi tantangan, tetapi hari ini, AI sedang merespons itu juga,” ujarnya.

“Bagaimana membuat satu berita atau publikasi informasi yang juga etis. Jadi, AI coba membaca intuisi manusia terhadap fakta-fakta yang diberitakan,” ucapnya.

Melalui dokumen persentasi yang ditampilkan, Nezar Patria memaparkan bagaimana masa depan AI dan jurnalisme, serta tantangan dari integrasi AI dalam jurnalisme.

Soal masa depan, dicantumkan bahwa ada sejumlah hal yang akan terjadi, yakni;

  1. Pengecekan fakta dan analisis disinformasi,
  2. Personalisasi dan otomatisasi konten,
  3. Peringkasan dan penyusunan teks,
  4. Chatbot untuk interview dan survei publik.

Sementara, terkait dengan adopsi AI, akan ada beberapa tantangan yang dijumpai, yakni tantangan teknis, tantangan etik, tantangan kultural, tantagan manajerial.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat